dc.description.abstract | Artikel ini membahas tentang paradigma pembangunan yang menitik beratkan pada manusia (people centered development). Banyak paradigma pembangunan yang telah diterapkan di banyak negara berkembang, tetapi hasilnya belum memuaskan. Selama ini berbagai paradigma menekankan pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan lainnya, namun distorsi pembangunan muncul di mana-mana. Sebagai contoh, pembangunan yang menekankan pertumbuhan ternyata diikuti oleh kerusakan lingkungan yang sangat masif. Selain itu, kemiskinan masih menjadi potret masyarakat di negara berkembang, walaupun negara tersebut mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan terbebas dari derita kemiskinan, diperlukan strategi baru atau paradigma pembangunan yang menekankan faktor kualitas manusianya. Dalam hal ini, paradigma ini membahas pentingnya unsur manusia sebagai „inti‟ dari pembangunan itu sendiri. Jika manusianya mampu, mempunyai pengetahuan cukup, ketrampilan yang memadai dengan sendirinya kemiskinan akan dapat dikurangi. Oleh karena itu, paradigma ini lebih mengisyaratkan ‘capacity building‟ dari manusia sehingga mampu menjadi subyek pembangunan dan bukan hanya sebagai obyek pembangunan semata. Akhirnya, peningkatan kapasitas manusia dapat dicapai melalui pembangunan sosial yang menekankan unsur pendidikan, pengetahuan, dan ketrampilan sehingga mereka bisa berusaha atau melakukan wirausaha dan membuka peluang kerja sendiri. Banyak kasus, berbagai paradigma pembangunan yang menekankan pertumbuhan ekonomi tidak mampu menyerap tenaga kerja yang tersedia sehingga banyak sekali yang menganggur. Dengan kemampuan yang dimiliki mereka akan mampu membuka usaha sendiri dan tidak menggantungkan dari penyediaan lapangan kerja dari pemerintah. Pada akhirnya mereka mampu mengentaskan kemiskinan diri sendiri. | en_US |