Show simple item record

dc.contributor.authorAditya Rengganis
dc.date.accessioned2013-12-12T07:29:32Z
dc.date.available2013-12-12T07:29:32Z
dc.date.issued2013-12-12
dc.identifier.nimNIM060210193114
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/8608
dc.description.abstractDemam tifoid masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting di Indonesia. Penyakit ini merupakan penyakit menular akibat infeksi Salmonella typhi. Salmonella typhi. Termasuk famili entrobacteriuaceae (kuman enterik batang negatif) dan bersifat anaerob fakultatif atau aerob, tidak berspora, intraseluler fakultatif. Salah satu tanaman yang mengandung efek antimikroba terhadap Salmonella typhi adalah mengkudu (Morinda citrifolia L.), yang mengandung senyawa anthraquinon, acubin, alizarin, eugenol, asam kaprik dan asam kaproat. Mekanisme yang ditimbulkan buah mengkudu terhadap infeksi Salmonella typhi adalah sebagai anti bakteri dan meningkatkan fagosit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah perasan buah mengkudu mampu menurunkan demam tifoid dan mengetahui dosis perasan buah mengkudu yang paling optimum menurunkan gejala demam tifoid pada Rattus norvegicus L. pasca infeksi Salmonella typhi. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan menggunakan 5 kelompok yaitu kelompok perlakuan induksi perasan buah mengkudu dosis 1 mL/200 g BB, 2 mL/200 g BB, 3 mL/200 g BB, induksi kloramfenikol, dan induksi akuades. Hasil perolehan data dianalisis dengan analisis Anova, dan BNT dari program SPSS for window. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan suhu tubuh dan titer antibodi dalam darah tikus tiap masing-masing tahap. Pada perlakuan induksi perasan buah mengkudu 1 mL/200 gBB mengalami penurunan suhu dari 38,9oC menjadi 37,9oC; 2 mL/200 g BB mengalami penurunan suhu dari 38,9oC menjadi 37,8oC; 3 mL/ 200 g BB mengalami penurunan suhu dari 38,9oC menjadi 37,6oC. Pada kontrol positif yang diinduksi kloramfenikol juga mengalami penurunan suhu dari 38,9oC menjadi 37,0 oC; sedangkan pada kontrol negatif yang diinduksi akuades suhu terus mengalami kenaikan hingga mencapai 39,2oC. Titer antibodi O, pada tahap aklimatisasi seluruh sampel menunjukkan negatif. Pada tahap infeksi S. typhi, terjadi kenaikan titer yaitu K- dan P1 memiliki nilai titer antibodi sebesar 1/20, sedangkan K+, P2, dan P3 memiliki nilai titer antibodi sebesar 1/80. Pada uji widal 3, titer antibodi mengalami penurunan menjadi negatif pada semua perlakuan, kecuali pada K- meningkat menjadi 1/40. Antibodi aglutinin yang ada dalam serum penderita muncul karena adanya rangsangan antigen bakteri (baik antigen O, maupun antigen H). Kesimpulan dari penelitian ini adalah perasan buah mengkudu mampu menurunkan demam tifoid berupa penurunan suhu dan penurunan titer antibodi dalam darah. Dosis optimum yang mampu menurunkan gejala demam tifoid yaitu 1 mL/ 200 g BB. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti berharap diadakan penelitian lebih lanjut mengenai tanaman mengkudu sebagai obat alternatif penyakit lainnya, serta dilakukan pelestarian dan budidaya tanaman mengkudu.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries060210193114;
dc.subjectBuah Mengkudu, Demam Tifoid, Tikus Putihen_US
dc.titlePENGARUH PERASAN BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) TERHADAP DEMAM TIFOID PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L.)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record