PENGARUH PERASAN BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) TERHADAP DEMAM TIFOID PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L.)
Abstract
Demam tifoid masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting di
Indonesia. Penyakit ini merupakan penyakit menular akibat infeksi Salmonella typhi.
Salmonella typhi. Termasuk famili entrobacteriuaceae (kuman enterik batang negatif)
dan bersifat anaerob fakultatif atau aerob, tidak berspora, intraseluler fakultatif. Salah
satu tanaman yang mengandung efek antimikroba terhadap Salmonella typhi adalah
mengkudu (Morinda citrifolia L.), yang mengandung senyawa anthraquinon, acubin,
alizarin, eugenol, asam kaprik dan asam kaproat. Mekanisme yang ditimbulkan buah
mengkudu terhadap infeksi Salmonella typhi adalah sebagai anti bakteri dan
meningkatkan fagosit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah perasan
buah mengkudu mampu menurunkan demam tifoid dan mengetahui dosis perasan
buah mengkudu yang paling optimum menurunkan gejala demam tifoid pada Rattus
norvegicus L. pasca infeksi Salmonella typhi.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan menggunakan 5
kelompok yaitu kelompok perlakuan induksi perasan buah mengkudu dosis 1 mL/200
g BB, 2 mL/200 g BB, 3 mL/200 g BB, induksi kloramfenikol, dan induksi akuades.
Hasil perolehan data dianalisis dengan analisis Anova, dan BNT dari program SPSS
for window.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan suhu tubuh dan titer antibodi
dalam darah tikus tiap masing-masing tahap. Pada perlakuan induksi perasan buah
mengkudu 1 mL/200 gBB mengalami penurunan suhu dari 38,9oC menjadi 37,9oC; 2
mL/200 g BB mengalami penurunan suhu dari 38,9oC menjadi 37,8oC; 3 mL/ 200 g
BB mengalami penurunan suhu dari 38,9oC menjadi 37,6oC. Pada kontrol positif
yang diinduksi kloramfenikol juga mengalami penurunan suhu dari 38,9oC menjadi
37,0 oC; sedangkan pada kontrol negatif yang diinduksi akuades suhu terus
mengalami kenaikan hingga mencapai 39,2oC.
Titer antibodi O, pada tahap aklimatisasi seluruh sampel menunjukkan
negatif. Pada tahap infeksi S. typhi, terjadi kenaikan titer yaitu K- dan P1 memiliki
nilai titer antibodi sebesar 1/20, sedangkan K+, P2, dan P3 memiliki nilai titer
antibodi sebesar 1/80. Pada uji widal 3, titer antibodi mengalami penurunan menjadi
negatif pada semua perlakuan, kecuali pada K- meningkat menjadi 1/40. Antibodi
aglutinin yang ada dalam serum penderita muncul karena adanya rangsangan antigen
bakteri (baik antigen O, maupun antigen H).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah perasan buah mengkudu mampu
menurunkan demam tifoid berupa penurunan suhu dan penurunan titer antibodi dalam
darah. Dosis optimum yang mampu menurunkan gejala demam tifoid yaitu 1 mL/ 200
g BB. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti berharap diadakan
penelitian lebih lanjut mengenai tanaman mengkudu sebagai obat alternatif penyakit
lainnya, serta dilakukan pelestarian dan budidaya tanaman mengkudu.