ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS JEMBER TOWN SQUARE
Abstract
Jember Town Square adalah perpaduan mall dan apartemen yang akan
dibangun tepat di dekat Simpang Tidar. Lahan yang digunakan awalnya merupakan
lahan kosong sehingga perubahan penggunaan lahan ini nantinya akan menimbulkan
bangkitan dan tarikan yang akan memberi pengaruh terhadap lalu lintas di sekitarnya.
Berdasarkan PM 75 tahun 2015 setiap pembangunan psuat kegiatan, pemukiman, dan
infrastruktur yang akan menimbulkan gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban,
dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan wajib dilakukan analisis dampak lalu
lintas. Dilatarbelakangi hal tersebut, untuk mengantisipasi terjadinya pengaruh lalu
lintas yang cukup besar pada jaringan transportasi di sekitar pembangunan tersebut,
perlu dilakukan kajian analisis dampak lalu lintas.
Metode yang dilakukan pada penelitian ini berupa observasi, wawancara, dan
analisis. Metode observasi berupa observasi di lapangan untuk mendapatkan data
volume lalu lintas dan bangkitan tarikan perjalanan. Metode wawancara digunakan
untuk menetukan sebaran pergerakan yang terjadi pada mall dan bioskop. Metode
analisis digunakan dalam menghitung tingkat kinerja jalan menggunakan MKJI 1997.
Hasil analisis dampak lalu lintas menunjukkan bahwa kondisi terburuk terjadi
pada tahun 2024 dimana pada ruas, derajat kejenuhan tertinggi ada pada ruas Jl.
Tidar dengan derasajat kejenuhan sebesar 1,47, sedangkan tundaan tertinggi untuk
simpang bersinyal terjadi pada Simpang Jarwo di kaki simpang Jl. Moch. Seruji
dengan tundaan 2525,47 detik/smp, dan pada simpang tak bersinyal 1880 detik/smp
pada Simpang Tidar.
Rekomendasi yang diberikan untuk mengatasi permasalahan lalu lintas yang
timbul akibat pembangunan Jember Town Square adalah pelebaran jalan pada Jl.
Danau Toba, Jl. Mastrip, Jl. Kalimantan, Jl. Tidar, Jl. Riau, Jl. Kaliurang, dan Jl.
Karimata, perubahan waktu siklus pada Simpang Jarwo dan Bundaran Mastrip,
dengan adanya penyesuaian tersebut tundaan di Simpang Jarwo dapat dikurangi
menjadi 713 detik/smp, pada Bundaran Mastrip yang awalnya mencapai 1667
detik/smp menjadi 509,5 detik/smp, dan pada Simpang Tidar turun menjadi 80
detik/smp. Dibutuhkan pula pemberian trotoar pada daerah sekitar Jember Town
Square dengan lebar minimum dua meter, penyediaan akses penyeberangan, dan
fasilitas parkir untuk mall dan bioskop seluas 532 m2 untuk sepeda motor dan 875 m2
untuk mobil.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]