PERILAKU PETANI DALAM MENGHADAPI RISIKO PENERIMAAN USAHATANIPADI ORGANIK DI DESA ROWOSARIKECAMATAN SUMBERJAMBE KABUPATEN JEMBER
Abstract
Pelaksanaan revolusi hijau di Indonesia selain membawa dampak positif juga diikuti adanya dampak negatif terhadap sektor pertanian, yaitu adanya kerusakan tanah dan mengancam keberlanjutan usaha di bidang pertanian. Menyikapi hal tersebut pemerintah mulai menerapkan konsep pertanian organik guna menjaga keberlanjutan usaha di bidang pertanian. Penerapan pertanian organik salah satunya diterapkan pada usahatani padi organik Kabupaten Jember. Kegiatan Usahatani padi organik di Desa Rowosari memiliki risiko yang harus dihadapi. Risiko yang menonjol pada pertanian padi organik yaitu risiko penerimaan yang muncul karena adanya fluktuasi produksi. Perilaku petani dalam menghadapi risiko dapat dibagi menjadi tiga jenis antara lain, risk neutral, risk averter dan risk taker. Adanya risiko yang bisa terjadi pada usahatani padi organik menjadikan petani harus mengantisipasi dengan baik. Petani dalam usahatani padi organik bertindak sebagai manajer di dalam usahataninya dan bertanggung jawab terhadap keberhasilan usaha yang dilakukan. Berdasarkan hal tersebut, penelitian dilakukan untuk mengetahui : (1) Besarnya risiko produksi dilihat dari lama penerapan dan luas lahan, (2) Perilaku petani dalam menghadapi risiko penerimaan pada usahatani padi organik di Desa Rowosari Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember.
Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja yaitu Desa Rowosari Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember sebagai daerah yang melakukan usahatani padi organik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analitis untuk menguji hipotesis dan metode deskriptif untuk menjelaskan fenomena yang terjadi. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling. Sampel yang digunakan adalah petani organik Kelompok Tani Jaya II sebanyak 15 orang. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada petani untuk mengumpulkan data primer serta metode studi dokumenter untuk menggali data sekunder. Metode analisis data perilaku petani dalam menghadapi risiko penerimaan dengan analisis fungsi Utilitas Kuadratik sementara besarnya risiko penerimaan dianalisis melalui nilai standar deviasi (V) dan nilai koefisien variasi (CV).
Hasil penelitian menunjukkan : (1) Secara keseluruhan risiko produksi usahatani padi organik di Desa Rowosari sebesar 468,25 Kg atau 10,1% dari rata-rata produksinya. Risiko produksi usahatani padi organik di Desa Rowosari berdasarkan luas lahan pada lahan sempit (0,5 Ha), sedang (0,5-2 Ha) dan luas (>2 Ha) berturut-turut sebesar 17,6 %, 6,3% dan 1,3 % dari rata-rata produksinya. Risiko produksi usahatani padi organik di Desa Rowosari berdasarkan lama penerapan dari tahun 2015 dan 2012 berturut-turut sebesar 12,1% dan 7,8% dari rata-rata produksinya. Semakin lama petani menerapkan usahatani padi organik, risiko produksi semakin rendah; (2) Secara keseluruhan sebagian besar petani (73,33%) padi organik berperilaku netral terhadap risiko penerimaan (risk neutral) sementara sisanya sebanyak 26,67% petani berperilaku berani risko (risk taker). Perilaku petani dalam menghadapi risiko penerimaan usahatani padi organik memiliki pola distribusi yang berbeda berdasarkan luas lahan, lama pengalaman usahatani, dan tingkat pendidikan. Perilaku petani padi organik di Desa Rowosari dalam menghadapi risiko penerimaan yang disebabkan adanya fluktuasi harga dan produksi didominasi oleh perilaku risk neutral. Meskipun risiko produksi yang dihadapi petani padi organik di Desa Rowosari relatif rendah jika dibandingkan dengan daerah lain yaitu 10,1% tetap diperlukan pendampingan kepada petani padi organik agar usahatani padi organik dapat dilaksanakan dengan maksimal.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]