WACANA LISAN DALAM TRADISI SELAMATAN KIRIM DOA MASYARAKAT JAWA SONGGON-BANYUWANGI
Abstract
Selamatan kirim doa merupakan selamatan yang dilakukan untuk mengirim
doa untuk leluhur atau keluarga yang telah meninggal, yakni merupakan kebudayaan
masyarakat Islam Jawa di Songgon-Banyuwangi. Songgon merupakan kecamatan di
kabupaten Banyuwangi, masyarakatnya sebagian besar beragama Islam dan masih
melakukan tradisi lisan Jawa dalam kegiatan berbudaya. Selamatan kirim doa
dilakukan setelah menyelesaikan seluruh rangkaian acara selamatan orang meninggal
pada umumnya, yakni mulai dari selamatan 7 hari-1000 hari, perbedaanya adalah di
dalam selamatan kirim doa terdapat suatu tuturan selamatan yang berupa
penyampaian simbol-simbol sesajian dengan bahasa Jawa, sedangkan tidak halnya
dalam rangkaian selamatan 7 hari-1000 hari. Tuturan selamatan kirim doa dapat
dianilisis menggunakan kajian wacana, sehingga rumusan masalah dalam skripsi ini
yaitu : 1) Bagaimanakah prosesi selamatan kirim doa masyarakat Jawa SonggonBanyuwnagi?
2) Bagaimanakah konteks dan fungsi wacana selamatan kirim doa
masyarakat Jawa Songgon-Banyuwangi? 3) Bagaimanakah kohesi dan koherensi
dalam tuturan selamatan kirim doa masyarakat Jawa di Songgon-Banyuwangi?
4) Bagaimanakah struktur kewacanaan tuturan selamatan kirim doa masyarakat Jawa
di Songgon-Banyuwangi? 5) Bagaimanakah ideologi tuturan selamatan kirim doa
masyarakat Jawa di Songgon-Banyuwangi?
Penelitian berupa penelitian deskriptif kualitatif dengan metode wawancara,
simak, rekam, dan catat. Data berupa tuturan selamatan kirim doa masyarakat Jawa
Songgon-Banyuwangi, sumber data adalah wacana selamatan kirim doa di SonggonBanyuwangi.
Analisis data diawali dengan proses seleksi data berdasarkan konteks,
fungsi, koherensi dan kohesi, serta struktur kewacanaan, transkrip dalam bentuk
tulisan, pengolahan data, dan interpretasi data.
Hasil dan pembahasan penelitian ini yakni: dengan terlaksananya tahapantahapan
prosesi selamatan kirim doa, maka pihak keluarga yang mengadakan akan
merasa lega, karena telah melaksanakan prosesi sebagai wujud bakti terhadap leluhur.
Dengan adanya konteks serta fungsi, menjadikan keluarga yang mengadakan menjadi
bagian dari masyarakat lingkungannya serta memiliki nilai religius. Dengan adanya
kata atau kalimat yang berupa penanda kohesi dan koherensi, maka tuturan selamatan
kirim doa dapat diresapi secara hikmad. Dengan adanya struktur tuturan, menjadikan
sesajian dapat tersampaikan, sehingga doa-doa di dalamnya bisa dihayati dan
merupakan harapan terkabulnya doa. Dengan adanya perpaduan unsur Jawa, HinduBudha,
dan Islam, maka selamatan kirim doa memiliki nilai-nilai kemasyarakatan
serta religius, namun tetap sesuai dengan ajaran agama Islam yang telah menjadi
keyakinan.
Kesimpulan penilitian ini adalah bahwa upacara selamatan kirim doa
merupakan budaya Islam Jawa yang sarat dengan unsur-unsur budaya dan
kepercayaan, di dalamnya terdapat doa-doa serta harapan yang disampaikan melalui
simbol-simbol sesajian yang ditujukan hanya kepada Tuhan. Selamatan kirim doa
diselenggarakan demi mendapatkan ketentraman dan keselamatan, baik bagi pihak
yang mengadakan selamatan maupun leluhur atau keluarga yang telah meninggal.
Berdasarkan simpulan, dapat diberikan saran: a) Bagi mahasiswa Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, sebaiknya hasil penelitian ini dapat
digunakan untuk menambah pengetahuan tentang wacana melalui suatu contoh
pengkajian wacana berupa penelitian ini, b) Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya
dapat melakukan penelitian dalam kajian yang sama dengan menambahkan teori yang
lainnya seperti tema atau topik, maupun analisis tindak tutur.