dc.description.abstract | Pembelajaran matematika yang berlangsung saat ini bersifat prosedural,
Siswa belum terbiasa untuk menyelesaikan soal nonrutin sehingga kemampuan
berpikir tingkat tinggi seperti kemampuan pemecahan masalah matematis mereka
belum terlatih. Hal ini dibuktikan dengan hasil yang dicapai siswa Indonesia
dalam PISA masih tergolong rendah. Salah satu upaya yang dilakukan guna
mengatasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matematika adalah dengan
cara mengetahui bagaimana proses berpikir siswa ketika menyelesaikan
pemecahan masalah baik masalah terbuka maupun tertutup dengan empat tahap
pemecahan masalah Polya. Pada setiap langkah penyelesaian dari Polya,
seseorang akan mengalami proses berpikir yang didasarkan pada kerangka kerja
asimilasi dan akomodasi. Seseorang dapat memecahkan suatu masalah dengan
baik apabila didukung oleh kemampuan menghadapi rintangan yang baik pula
karena tidak semua orang memiliki kemampuan berpikir yang sama. Dari sinilah
Adversity Quotient (AQ) dianggap memiliki peran penting dalam memecahkan
masalah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses berpikir siswa
dengan AQ tinggi (climber), AQ sedang (camper), dan AQ rendah (quitter) kelas
VIII-C SMP Negeri 2 Jember dalam memecahkan masalah terbuka (open-ended)
model PISA konten Space and Shape dengan berbagai kemungkinan jawaban
benar berdasarkan langkah pemecahan masalah Polya. Jenis penelitian ini adalah
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Instrumen yang digunakan
adalah tes pemecahan masalah terbuka, pedoman wawancara, serta lembar
validasi tes dan lembar validasi pedoman wawancara. | en_US |