PENERAPAN TEORI VAN HIELE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SUB POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK PADA KELAS VIII-B SMP NEGERI 2 AMBULU TAHUN AJARAN 2009/2010
Abstract
Penerapan teori van Hiele dalam pembelajaran bertujuan untuk
meningkatkan tingkat berpikir siswa dalam geometri dan juga bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Nilai lebih dari pembelajaran berdasarkan teori
van Hiele adalah penyampaian materi dilakukan sesuai dengan tingkat berpikir
siswa. Hal tersebut memungkinkan siswa dalam kelas heterogen lebih mudah
dalam memahami suatu materi pembelajaran. Hasil wawancara dengan guru SMP
Negeri 2 Ambulu menunjukkan bahwa guru biasanya menggunakan metode
ceramah atau drill untuk mata pelajaran matematika dan belum pernah
menggunakan model pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat berpikir
siswa Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan, aktivitas,
ketuntasan dan perkembangan tingkat berpikir geometri siswa dalam setelah
penerapan pembelajaran berdasarkan teori van Hiele.
Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VIII-B SMPN 2 Ambulu tahun
ajaran 2009/2010, yang berjumlah 40 siswa. Hasil tes prapenelitian menunjukkan
bahwa siswa memiliki tingkat berpikir geometri yang berbeda-beda yaitu 20%
pravisualisasi, 22,5% visualisasi, 25% transisi antara tahap visualisasi dan
analisis, 17,5% analisis, 7,5% transisi antara tahap analisis dan deduksi informal,
serta 7,5% deduksi informal. Hasil tes prapenelitian selanjutnya akan
dipergunakan untuk membuat kelompok diskusi homogen sesuai tingkat berpikir
geometri siswa.
Pembelajaran berdasarkan Teori van Hiele terdiri dari 5 tahap yaitu: (i)
inkuiri yang berfungsi memberi informasi kepada guru mengenai konsep yang
dimiliki siswa, (ii) orientasi terarah yang merupakan penanaman konsep sesuai
tingkat berpikir siswa dengan bantuan LKS terbimbing, (iii) uraian yang berfungsi
mengemukakan pengalaman belajar siswa tentang konsep yang dipelajari dengan
menggunakan bahasanya sendiri melalui presentasi dan diskusi kelas, (iv)
ix
orientasi bebas yaitu siswa dihadapkan dengan tugas-tugas yang lebih kompleks
melalui soal latihan dan diarahkan untuk belajar memecahkan masalah dengan
cara siswa sendiri, dan (v) integrasi yaitu menarik kesimpulan mengenai konsep
yang telah dipelajari. Pelaksanaan pembelajaran berdasarkan teori van Hiele
berlangsung dengan baik dan lancar. Tahap-tahap dari pembelajaran berdasarkan
teori van Hiele terlaksana dengan baik meskipun ada kegiatan pada tahap orientasi
bebas yang kurang sesuai dengan teori van Hiele yaitu pemberian latihan yang
tidak sesuai tingkat berpikir siswa Guru dan siswa memberikan respon positif
mengenai penerapan pembelajaran ini.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran berdasarkan teori van Hiele meliputi
menanggapi pertanyaan guru, bertanya, kerjasama dalam kelompok, diskusi dan
interaksi, serta mengerjakan latihan. Tiap aktivitas mengalami peningkatan
persentase dari siklus I ke siklus II dan secara keseluruhan aktivitas siswa berada
antara 50% dan 75% dan dapat dikategorikan aktif dalam pembelajaran.
Hasil tes tingkat berpikir geometri siswa dilakukan sebanyak tiga kali
yaitu saat prapenelitian, akhir siklus I, dan akhir siklus II. Secara umum,
berdasarkan hasil tes tingkat berpikir geometri siswa, perkembangan tingkat
berpikir geometri siswa pada penelitian ini sesuai dengan temuan Sunardi (2000:
157) yaitu: terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat berpikir siswa dalam
geometri sebelum dan setelah pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran berdasarkan teori van Hiele. Walaupun tidak semua siswa
mengalami kenaikan tingkat berpikir geometri, tetapi sebagian besar (57,5%)
tingkat perkembangan berpikir siswa kelas VIII-B SMP Negeri 2 Ambulu dalam
geometri setelah pembelajaran lebih tinggi dibandingkan sebelum pembelajaran.
Secara keseluruhan ditinjau dari persentase aktivitas siswa dan guru,
pembelajaran berdasarkan teori van Hiele telah dilaksanakan dengan baik dan
lancar walaupun masih terdapat kekurangan dalam penerapannya untuk tahap
orientasi bebas. Penelitian ini juga dikategorikan berhasil ditinjau dari ketuntasan
belajar siswa dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa baik dalam
penguasaan konsep kubus dan balok maupun perkembangan tingkat berpikir
geometri siswa.