GASTRODIPLOMASI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN CITRA NASIONAL KOREA SELATAN
Abstract
Dewasa ini, soft power memiliki peranan signifikan dalam hubungan internasional. Dalam praktik soft power, sebuah negara dapat memanfaatkan berbagai sumber daya untuk menciptakan daya tarik. Berkaitan dengan perihal tersebut, kuliner memiliki kapabilitas untuk menjadi media berdiplomasi. Akan tetapi, eksplorasi mengenai kuliner dalam hubungan internasional masih belum seluas sebagaimana sumber daya soft power lain telah dikaji lebih jauh. Barangkali hal tersebut dikarenakan kuliner terlihat inferior apabila dibandingkan dengan instrumen diplomasi lain. Padahal, gastrodiplomasi mampu meningkatkan citra nasional sebuah negara dengan meningkatkan familiaritas publik asing terhadap warisan kuliner negara aplikan. Melihat potensi tersebut, Pemerintah Korea Selatan bersikap responsif dengan meresmikan makanan Korea (hansik) sebagai instrumen untuk meningkatkan citra nasionalnya di internasional di bawah kampanye gastrodiplomasi bertajuk Korean Cuisine to the World. Dalam karya tulis ini, penulis mengulas keterkaitan warisan kuliner Korea (hansik) dengan citra nasional Korea Selatan di mata internasional serta mencari tahu efektifitas gastrodiplomasi dalam upaya tersebut.
Penelitian ini ditulis dengan menggunakan data sekunder yakni dari media massa, buku, paper, artikel ilmiah, majalah, dan dokumen-dokumen tertulis lainnya. Data-data tersebut diolaah dan dianalisis menjadi gagasan yang menuntun penulis dalam menemukan jawaban dari rumusan masalah. Dalam memaparkan objek tulisan, penulis menggunakan metode analisis deskriptid kualitatif. Selain menggunakan teknik analisis, penulis menggunakan serangkaian kerangka konseptual agar dapat mengolah data sesuai dengan kebutuhan kepenulisan. Adapun kerangka konseptual tersebut antara lain konsep soft power, konsep gastrodiplomasi, dan konsep citra negara (nation branding).