ANALISIS MISKONSEPSI POKOK BAHASAN GELOMBANG MEKANIK PADA SISWA KELAS XII SMAN KENCONG
Abstract
Penelitian dilaksanakan di SMAN Kencong dengan pertimbangan bahwa
sekolah tersebut masih belum pernah diadakan ujian tes diagnostik miskonsepsi
sehingga masih belum diketahui sejauh mana miskonsepsi yang dialami siswa.
Penentuan tempat penelitian menggunakan teknik purposive sampling (dengan
sengaja dipilih). Adapun kelas yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian
adalah semua kelas XII MIPA (XII MIPA 1 sampai dengan XII MIPA 6).
Penelitian dilakukan menggunakan dua instrumen penelitian yaitu soal tes
diagnostik miskonsepsi dan lembar angket minat belajar. Soal diagnostik
digunakan untuk menganalisis sejauh mana miskonsepsi yang dialami siswa
berdasarkan hasil jawaban siswa. Jawaban siswa dianalisis dengan mengacu pada
tabel pengelompokkan derajat pemahamaan konsep menurut Abraham setelah itu
akan dihitung persentase pada masing-masing indikator dan persentase rata-rata
miskonsepsi yang dialami siswa. Sedangkan, untuk lembar angket minat belajar
digunkan untuk mengetahui sejauh mana minat belajar siswa sehingga akan dapat
diketahui faktor yang mempengaruhi siswa mengalami miskonsepsi berdasarkan
minat belajar siswa.
Hasil dari penelitian ini yaitu miskonsepsi yang terjadi pada siswa
berdasarkan indikator pemahaman konsep adalah translasi konsep sebesar 19%;
translasi simbol sebesar 12%; interpretasi rumus sebesar 12%; interpretasi grafik
sebesar 28%; ekstrapolasi perhitungan sebesar 19% dan ekstrapolasi hubungan
antar besaran fisika sebesar 9%. Sedangkan, persentase rata-rata siswa yang
mengalami miskonsepsi pada pembelajaran fisika pokok bahasan gelombang
mekanik adalah 14.14%. Adapun faktor yang mempengaruhi siswa mengalami
miskonsepsi pada pembelajaran fisika berdasarkan minat belajar siswa yaitu
sebagai berikut: siswa merasa materi fisika sulit dipahami; siswa kurang tertarik
mempelajari materi fisika; siswa kurang tertarik belajar fisika karena banyak
rumus yang harus dipelajari; siswa kurang tertarik bertanya pada guru tentang
materi yang belum dipahami; siswa kurang tertari membaca buku tentang materi
fisika; siswa tidak pernah mencoba untuk mengerjakan latihan soal fisika di
rumah; siswa malas mengikuti pelajaran fisika saat keadaan kelas gaduh; siswa
kesulitan dalam mengingat materi yang telah disampaikan oleh guru; siswa
kurang aktif dalam menyampaikan pendapat saat pembelajaran sehingga konsepsi
siswa tidak bisa diidentifikasi oleh guru; dan terdapat beberapa siswa yang tidak
pernah mencatat materi yang disampaikan guru.