PENGARUH PEMBERIAN MINYAK IKAN LEMURU (Sardinella longiceps) DAN MINYAK IKAN MENHADEN (Brevoortia tyrannus) TERHADAP DENSITAS TULANG FEMUR TIKUS WISTAR JANTAN
Abstract
Tulang merupakan salah satu jaringan terkeras dalam tubuh manusia.
Densitas tulang adalah banyaknya massa tulang perunit volume tulang. Jika
densitas tulang menurun, tulang menjadi rapuh dan tidak mampu menahan
tekanan sehingga mudah mengalami patah tulang (Mursito, 2001). Densitas tulang
dapat mengalami penurunan seiring bertambahnya usia yang disebut osteoporosis.
Hal ini dilaporkan dapat dicegah dengan cara memperbaiki asupan gizi sehingga
tulang menjadi keras dan tidak mudah rapuh salah satunya dengan mengkonsumsi
minyak ikan. Minyak ikan yang dikonsumsi dapat berasal dari beberapa jenis ikan
seperti minyak ikan lemuru dan minyak ikan menhaden. Kandungan asam lemak
omega-3 dalam minyak ikan yang berperan dalam meningkatkan densitas tulang
adalah asam eicosapentaenoic/ EPA dan asam docosahexaenoic/ DHA. EPA dan
DHA diharapkan dapat meningkatkan densitas tulang karena mempunyai
kemampuan untuk menurunkan mediator resopsi tulang. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pemberian minyak ikan lemuru dan minyak ikan
menhaden terhadap densitas tulang.
Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris yang dilakukan di
Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universita Jember dan Badan
Pengamanan Fasilitas Kesehatan Surabaya. Rancangan penelitian the post only
control group design. Penelitian ini dibagi menjadi satu kelompok kontrol (K) dan
dua kelompok perlakuan yaitu P1 untuk kelompok yang diberi minyak ikan
menhaden dan P2 untuk kelompok perlakuan yang diberi minyak ikan lemuru.
Kelompok K terdiri dari 6 ekor tikus yang diberi larutan aquades, sedangkan
kelompok P1 terdiri dari 6 ekor tikus yang diberi minyak ikan menhaden dan
kelompok P2 yang diberi minyak ikan lemuru. Pemberian minyak ikan secara
intragastrik selama 28 hari. Selanjutnya dilakukan pengukuran densitas pada
tulang femur tikus dengan menggunakan alat densitometer.
Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah rata-rata densitas tulang
femur yang didapatkan dari nilai absorbsi sinar-x yaitu pada kelompok K 1,17,
kelompok P
2
1,08 dan kelompok P
0,92. Hasil penelitian secara deskriptif
menunjukkan adanya perbedaan pada nilai absorbsi sinar-x untuk setiap
kelompok, dimana nilai absorbsi sinar-x tulang femur yang kecil menunjukkan
nilai densitas tulang femur yang besar. Dari data hasil penelitian menunjukkan
minyak ikan menhaden memiliki kemampuan yang paling baik dalam
meningkatkan densitas tulang karena nilai absorbsi sinar-x nya paling rendah, hal
ini dapat disebabkan karena minyak ikan menhaden memiliki kandungan asam
lemak omega-3 yaitu EPA dan DHA yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan
minyak ikan lemuru. Berdasarkan analisa statistik, data diuji menggunakan
analisis statistik non-parametrik Kruskal-Wallis dan hasilnya menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan untuk setiap kelompok perlakuan kemudian dilanjutkan
dengan melakukan uji Man-Whitney yaitu dan didapatkan hasil bahwa antara
kelompok K dan P1 terdapat perbedaan yang signifikan, untuk kelompok P1
terhadap P2 juga menunjukkan perbedaan yang signifikan. Kandungan EPA dan
DHA inilah yang dapat meningkatkan komponen kepadatan tulang dengan
menurunkan mediator resopsi tulang yang membuat osteoblas dapat
meningkatkan aktifitasnya dalam menangkap ion kalsium dan fosfat ketika proses
mineralisasi. Proses mineralisasi ini penting karena pada proses ini dihasilkan
kristal hidroksiapatit, dimana ikatan antara hidroksiapatit dengan serat kolagen
dan garam kalsium akan menimbulkan susunan tulang yang mempunyai kekuatan
regang dan kekuatan kompersi yang hebat yang nantinya akan meningkatkan
densitas tulang. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulakan bahwa minyak
ikan berpengaruh dalam meningkatkan densitas tulang femur pada tikus wistar
jantan.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]