Show simple item record

dc.contributor.advisorHARIYATI, Yuli
dc.contributor.advisorSUCIATI, Luh Putu
dc.contributor.authorPETRINA, Jenitra Milan
dc.date.accessioned2018-02-13T01:14:05Z
dc.date.available2018-02-13T01:14:05Z
dc.date.issued2018-02-13
dc.identifier.nimNIM121510601003
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/84275
dc.description.abstractIndonesia adalah negara produsen cengkeh terbesar di dunia, setelah itu adalah negara Madagaskar, Tanzania, Sri Lanka, dan Komoro. Swasembada cengkeh di Indonesia pada tahun 1987 hingga 1988 tercapai melalui program perluasan areal cengkeh. Indonesia selain sebagai negara produsen cengkeh, juga sebagai negara eksportir cengkeh di pasar internasional. Negara importir cengkeh dunia adalah Amerika Serikat, Saudi Arabia, Singapore, Vietnam, dan India. Tahun 2011 Amerika Serikat meningkatkan impor cengkeh untuk memenuhi kebutuhan industri makanan dan minuman. Perubahan peningkatan impor cengkeh Amerika Serikat, mengakibatkan terjadinya perubahan kuantitas ekspor dan impor cengkeh dunia yang berdampak pada harga cengkeh dunia. Selanjutnya, perubahan harga cengkeh dunia mengakibatkan perubahan harga domestik, sehingga berpengaruh terhadap ketersediaan cengkeh di Indonesia. Masalah yang terkait dengan harga dasar cengkeh dalam negeri dan tataniaga cengkeh menyebabkan pemerintah menetapkan kebijakan (SK Menperdag No. 306 Tahun 1990), tentang pembentukan Badan Penyangga Pemasaran Cengkeh (BPPC). BPPC melakukan pembelian, penyangga, dan stabilisasi harga di tingkat petani, dan menjual kepada konsumen. Kebijakan tataniaga tersebut merugikan pasar cengkeh nasional, karena BPPC melakukan impor yang berlebihan yang menyebabkan over supply. Tahun 2002 BPPC resmi dibubarkan (SK Menperindag No. 528/MP/Kep/7/2002). Tahun 2015 ketentuan impor cengkeh kembali dibuka, (Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 75/M-DAG/PER/9/2015). Jumlah penawaran cengkeh Indonesia lebih besar dari permintaan cengkeh Indonesia. Seharusnya Indonesia tidak melakukan impor cengkeh, karena kondisi percengkehan dalam negeri adalah excess supply sebagai negara surplus cengkeh, tetapi pada kenyataannya Indonesia masih melakukan impor cengkeh. Oleh karena itu, penelitian dilakukan untuk mengetahui (1) interaksi penawaran dan permintaan cengkeh dalam mekanisme pasar cengkeh di Indonesia, (2) dampak perubahan ekspor cengkeh dunia terhadap ketersediaan cengkeh di Indonesia, dan (3) dampak perubahan impor cengkeh dunia terhadap ketersediaan cengkeh di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analitik dan deskriptif. Data yang penelitian berupa data sekunder time series dari tahun 1987 hingga tahun 2013. Data yang berasal dari FAOSTAT adalah harga cengkeh dunia, permintaan cengkeh Indonesia, ekspor cengkeh dunia, impor cengkeh dunia, harga cengkeh Indonesia, impor cengkeh Indonesia, luas areal cengkeh Indonesia, jumlah penduduk Indonesia, dan harga kopi. Data yang berasal dari Badan Pusat Statistik atau BPS adalah harga pupuk urea, upah harian petani, harga tembakau, indeks harga konsumen, dan harga rokok kretek. Data yang berasal dari Pusdatin adalah data konsumsi cengkeh Indonesia. Data yang berasal dari World Bank adalah data pendapatan nasional perkapita di Indonesia, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar. Analisis data menggunakan model persamaan simultan dengan menggunakan metode 2SLS. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Interaksi penawaran dan permintaan cengkeh dalam mekanisme pasar cengkeh di Indonesia terbentuk secara simultan. Penawaran cengkeh Indonesia terbentuk dari produksi cengkeh Indonesia, impor cengkeh Indonesia, stok cengkeh Indonesia, dan ekspor cengkeh Indonesia. Faktor-faktor yang berpengaruh secara nyata terhadap permintaan cengkeh Indonesia adalah pendapatan nasional perkapita, dan jumlah penduduk Indonesia. Faktor-faktor yang berpengaruh secara nyata terhadap luas areal cengkeh Indonesia adalah harga cengkeh Indonesia, dan luas areal cengkeh Indonesia tahun sebelumnya. Harga cengkeh Indonesia dipengaruhi secara nyata oleh harga rokok kretek. Harga cengkeh dunia dipengaruhi secara nyata oleh impor cengkeh dunia, dan harga cengkeh dunia tahun sebelumnya, (2) peningkatan ekspor cengkeh dunia berdampak surplus terhadap ketersediaan cengkeh di Indonesia sebesar 251.865,1 ton, (3) peningkatan impor cengkeh dunia berdampak surplus terhadap ketersediaan cengkeh di Indonesia sebesar 256.755,8 ton.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries121510601003;
dc.subjectEKSPOR IMPORen_US
dc.subjectCENGKEHen_US
dc.subjectKETERSEDIAAN CENGKEH DI INDONESIAen_US
dc.titleDAMPAK PERUBAHAN EKSPOR IMPOR CENGKEH DUNIA TERHADAP KETERSEDIAAN CENGKEH DI INDONESIAen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record