Show simple item record

dc.contributor.advisorSUCIATI, Luh Putu
dc.contributor.advisorSUMARTOMO, Aryo Fajar
dc.contributor.authorNOFIA, Hani
dc.date.accessioned2018-02-13T01:04:31Z
dc.date.available2018-02-13T01:04:31Z
dc.date.issued2018-02-13
dc.identifier.nimNIM121510601077
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/84272
dc.description.abstractProduktivitas kakao Indonesia peringkat nomor tiga tertinggi di dunia, setelah Pantai Gading dan Ghana. Kualitas kakao Indonesia akan sama dengan kakao dari Negara lain, apabila dilakukan budidaya pengolahan panen dan pasca panen yang tepat. Pengolahan pasca panen yang tepat menurut GAP (Good Agriculture Practice) kakao merupakan salah satu upaya peningkatan pendapatan dan perbaikan kualitas kakao Indonesia. Penanganan pasca panen yang perlu dilakukan salah satunya adalah pengolahan kakao fermentasi. Fermentasi biji kakao membuat kakao mendapatkan harga jual yang lebih tinggi, karena dengan fermentasi cita rasa coklat dari kakao akan semakin kuat dan lezat. Kabupaten Blitar merupakan salah satu penghasil kakao tertinggi nomor tiga di Jawa Timur dan terdapat sebuah Gapoktan bernama Guyub Santoso yang membantu petani dalam budidaya dan pemasaran biji kakao. Selain membantu petani dalam budidaya dan pemasaran, Gapoktan Guyub Santoso menjadi mediator antara petani dan Dinas Perkebunan Kabupaten Blitar. Saat ini Gapoktan Guyub Santoso sukses membantu petani dalam pengembangan kakao dan mendirikan tempat wisata edukasi bernama Kampung Coklat yang berorientasi pada pelatihan budidaya kakao, pengolahan cokelat, pemasaran biji kakao dan produk olahannya. Peneliti ingin mengetahui apakah dengan adanya Industri Hilir Kampung Coklat dapat meningkatkan kualitas kakao petani. Apabila dengan adanya Industri Hilir Kampung Coklat dapat meningkatkan kualitas kakao petani, Dinas Perkebunan terutama daerah penghasil kakao tertinggi dapat mendirikan Industri seperti Kampung Coklat di daerahnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) untuk mengetahui peran Industri Hilir Kampung Coklat terhadap petani kakao yang teridentifikasi melalui penerapan Good Agriculture Practice (GAP) kakao, (2) mengetahui nilai tambah Industri Hilir Kampung Coklat dari segi sosial dan ekonomi bagi petani kakao, serta (3) mengetahui peran lembaga Industri Hilir Kampung Coklat dalam peningkatan kualitas kakao petani di Kabupaten Blitar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Peran Industri Hilir Kampung Coklat terhadap penerapan Good Agriculture Practice (GAP) kakao petani di Kabupaten Blitar pada kategori sedang. Peran utama yang diberikan meliputi sortasi buah, sortasi biji, dan penyimpanan biji, (2) Industri Hilir Kampung Coklat memberikan nilai tambah sosial dengan kategori sedang, melalui transaksi penjualan dan kepastian pembelian biji kakao. Nilai tambah ekonomi pada petani yang mengolah biji kakao fermentasi ditunjukkan dengan nilai sebesar Rp 2.407,76/Kg biji kakao dengan rasio nilai tambah sebesar 32,31% per kilogram bahan baku. Nilai tambah tersebut merupakan keuntungan bagi petani kakao yang melakukan olahan kakao fermentasi serta imbalan tenaga kerja dari setiap kilogram bahan baku yang diproses, (3) Peran kelembagaan Industri Hilir Kampung Coklat untuk peningkatan kualitas kakao petani di Kabupaten Blitar dikategorikan rendah. Peran utama lembaga Industri Hilir Kampung Coklat adalah pada subsistem pemasaran biji kakao.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries121510601077;
dc.subjectKakaoen_US
dc.subjectGAP Kakao (Good Agriculture Practice)en_US
dc.subjectKampung Coklaten_US
dc.titlePERAN INDUSTRI HILIR “KAMPUNG COKLAT” UNTUK PENINGKATAN KUALITAS KAKAO PETANI DI KABUPATEN BLITARen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record