STRATEGI PENDAMPINGAN TERHADAP PENGENTASAN BUTA AKSARA (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember Tahun Angkatan 2013 yang Melakukan Pendampingan di Kelurahan Antirogo, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember)
Abstract
Masalah utama Pendidikan yaitu sumber dana, karena banyak anak putus sekolah karena tidak ada biaya
untuk memenuhi pendidikan. Dalam hal ini, anak putus sekolah kelak akan menjadi masyarakat buta
aksara karena tidak memperoleh pendidikan formal. Salah satu Kabupaten dengan tingkat buta aksara
tertinggi di Jawa Timur yaitu Kabupaten Jember yang tersebar di 31 Kecamatan. Salah satu Kelurahan
di Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember dengan tingkat buta aksara cukup tinggi yaitu Kelurahan
Antirogo. Melalui kerjasama dengan Universitas Jember, masyarakat buta aksara Kelurahan Antirogo
dapat diminimalisir. Kerjasama antara Kelurahan Antirogo dengan Universitas Jember terjalin sejak
tahun 2013 sampai saat ini dengan pendamping melakukan pendampingan terhadap masyarakat buta aksara
disana. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi pendampingan terhadap masyarakat
buta aksara di Kelurahan Antirogo, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember. Metode penelitian ini
yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan teknik penentuan informan melalui
Proposive sampling dan pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode
analisis data penelitian ini diawali pengumpulan data mentah, trankip data, pembuatan koding,
kategorisasi, penyimpulan data sementara, triangulasi dan penyimpulan data akhir. Metode keabsahan
data mengunakan trianggulasi sumber. Berdasarkan hasil penelitian, strategi pendampingan yang
dilakukan pendamping dilakukan melalui empat tahap sebagai yaitu (1) Pengidentifikasian masyarakat
buta aksara di Kelurahan Antirogo melalui Badan Pusat Statistik yang diperoleh dari Unit Pelayanan
Teknis Dinas Pendidikan Kecamatan Sumbersari, selanjutnya pendamping melakukan beberapa hal sebagai
berikut: (a) Mengkonsultasikan data masyarakat buta aksara
di Kelurahan Antirogo, (b) Mendatangi rumah masyarakat buta aksara yang sudah di data. (2) Memilih
sistem pendekatan belajar mengajar yang dilakukan pendamping terhadap masyarakat buta aksara di
Kelurahan Antirogo yaitu (a) Menetapkan waktu dalam proses belajar mengajar, (b) Menetapkan media
yang digunakan dalam proses belajar mengajar. (3) Metode belajar mengajar yang dilakukan pendamping
pertama yaitu: (a) Menetapkan media yang digunakan dalam proses belajar mengajar, (b) Melakukan
metode pembelajaran dua arah, (c) Melakukan metode Kata kunci, pemunculan masalah dan pengenalan
keterampilan, (d) Membuat kelompok ketika proses belajar mengajar, (e) Melanjutkan materi ketika
ada warga belajar yang belum bias, (f) Menyelingi proses pembelajaran dengan diskusi dan cerita.
(4) Batas minimal keberhasilan pendampingan terhadap pengentasan buta aksara di Kelurahan Antirogo
yaitu: (a) Warga belajar bisa membaca, menulis dan berhitung, (b) Warga Belajar memenuhi Aspek
Kognitif, Afektif dan Psikomotorik.