HUBUNGAN PELAKSANAAN FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA DENGAN PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN BALITA DI BINA KELUARGA BALITA (BKB) GLAGAHWERO KECAMATAN KALISAT JEMBER
Abstract
Keluarga merupakan salah satu faktor yang berperan pent ing pada masa tahap
perkembangan balita, karena keluarga merupakan lingkungan yang dapat
memberikan keamanan dan kenyamanan bagi balita sehingga tahap perkembangan
balita dapat dicapai secara optimal. Kemampuan yang dapat dilakukan keluarga untuk
menunjang tahap perkembangan balita dengan melaksanakan fungsi perawatan
kesehatan keluarga. Pelaksanaan fungsi perawatan kesehatan keluarga dalam
pencapaian tahap perkembangan balita dipengaruhi oleh beberapa karakteristik
responden, diantaranya umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan t ingkat pendapatan
keluarga.
Bina Keluarga Balita (BKB) merupakan salah satu sarana yang berfungsi
untuk memaksimalkan tahap perkembangan balita, dengan cara memberikan
pendidikan dan keterampilan kepada keluarga khususnya para ibu tentang cara
mengasuh dan mendidik balita dengan benar. Jumlah kelompok Bina Keluarga Balit a
(BKB) di Kabupaten Jember yang sudah terpadu dengan posyandu sekitar 231
kelompok, dan jumlah kelompok BKB yang sudah terpadu dengan posyandu dan
PAUD sekitar 138 kelompok (BKKBN, 2012). Hasil studi pendahuluan yang
dilakukan oleh penelit i di Dinas Kesehatan Jember, Kecamatan Kalisat merupakan
Kecamatan yang memiliki jumlah penyimpangan tumbuh kembang balita terbanyak,
yang terdiri dari 3 balita gangguan tes daya lihat (TDL) dan 2 balita gangguan tes
daya dengar (TDD) dengan jumlah anak balita yang telah dideteksi tumbuh kembang
sebanyak 309 balit a.
Penelit ian ini merupakan penelit ian kuant itatif menggunakan metode
deskriptif analit ik dan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelit ian ini
sebanyak 35 responden dengan Sampel yang terdiri dari 32 responden. Teknik
pemilihan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Penelit ian
dilakukan di Bina Keluarga Balita (BKB) Glagahwero Kecamatan Kalisat Jember,
menggunakan kuesioner dan kuesioner pra skrining perkembangan sebagai alat
pengumpul data, sehingga data yang diperoleh adalah data primer. Uji validitas dan
reliabilit as menggunakan Pearson Product Moment dan uji Alpha Cronbach
Hasil penelit ian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden belum
mampu melaksanakan fungsi perawatan kesehatan keluarga dengan baik sebanyak
59,3 %, dan sisanya sebanyak 40,6 % keluarga sudah mampu melaksanakan fungsi
perawatan kesehatan dengan baik. Melakukan perawatan bagi balita yang mengalami
penyimpangan perkembangan, memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, praktek
diet serta praktek tidur keluarga merupakan indikator yang belum mampu
dilaksanakan keluarga dengan baik. Tahap perkembangan balita yang meragukan
sebanyak 56,25 %, sesuai tahap perkembangan balita sebanyak 37,5 %, mengalami
penyimpangan perkembangan sebanyak 6,25%. Tahap perkembangan balita yang
meragukan terjadi karena penelit i melakukan pengukuran 1 kali sesuai dengan desain
peneliatian yang digunakan yaitu cross sectional, sehingga penelit i memiliki
keterbatasan untuk melakukan pengukuran ulang untuk mengetahui balita tersebut
berada dalam rentang perkembangan normal atau tidak normal. Serta terdapat
hubungan yang kuat antara pelaksanaan fungsi perawatan kesehatan keluarga dengan
tahap perkembanagan balita serta berpola positif sehingga semakin besar pelaksanaan
fungsi perawatan kesehatan keluarga semakin baik perkembangan balita yang dicapai.
Kondisi ini didukung oleh hasil analisa penelit ian (r = 0,769). Nilai koefisien dengan
determinasi 0,591 artinya persamaan garis regresi yang diperoleh dapat menerangkan
59,1 % variasi pencapaian tahap perkembangan balita. Hasil uji statistik didapatkan p
value = 0,0005 hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
pelaksanaan fungsi perawatan keluarga dengan pencapaian tahap perkembangan
balita.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1529]