POTENSI HASIL TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.) PADA MASA VEGETATIF AKIBAT APLIKASI SIPRAMIN
Abstract
Penelitian ini dilaksanakan di lahan Pusat Inkubator Agribisnis Universitas Jember di Jubung-Jember mulai I Fabruari 2003 sampai 30 Januari 2004. Bahan utama dalam penelitian ini yaitu sipramin Bagitani dan tebu varietas PS-85I. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok 4 perlakuan dan 3 ulangan meliputi kontrol, sipramin dosis 5000 l/ha (setara N 8 kw/ha), sipramin dosis 10000 ll/ha /setara N 16 kw/ha), dan sipramin dosis 20000 l/ha (setara N 24 kw/ha). Pengolahan tanah menggunakan sistem Reynoso Pemupukan dasar dilakukan dengan memberikan KCL dan TSP pada semua perlakuan dengan dosis masing-masing 2 kw/ha dan kontrol diberi ZA dengan dosis 8 kw/ha Sipramin diaplikasikan pada 2 dan 6 minggu setelah tanam masing-masing setengah dosis perlakuan. Parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi analisis tanah awal dan pada tanaman umur 3 dan 7 bulan setelah tanam (N, P, K, Na, KTK, pH, :dan tekstur tanah); analisis jaringan daun (N, P, K. Na. dan kandungan klorofil): analisis penumbuhan (panjang batang, diameter batang, dan jumlah anakan baru; dan parameter hasil (kandungan gula batang dan rendemen contoh).
Hasil penelitian ini menunjukkan, dengan aplikasi sipramin ternyata kandungan N. P, K, dan Na tanah meningkat seiring meningkatnya dosis sipramin. Naiknya kandungan Na tanah yang cukup tinggi seperti yang terjadi pada penelitian ini dapat menyebahkan pendispersian tanah Kandungan lial tanah meningkat setelah tanaman tebu umur 7 bst. Kandungan liat tinggi dapat menyebabkan fraksi tanah Iebih halus. bila terlalu halus dapat menyebabkan tanah Iengket saat basah dan keras saat kering. Namun juga dapat menguntungkan karena dapat memperluas daerah penyerapan. Hal ini dapat dilihat dari naiknya kapasitas tukar kation tanah pada aplikasi sipramin lebih tinggi, Kandungan hara tanah naik dan tingginya nilai KTK, menyebabkan serapan tanaman juga naik. Kandungan N. P. Na jaringan tanaman menunjukkan nilai yang lebih tinggi pada
aplikasi sipramin lebih tinggi. Namun untuk serapan K menunjukkan penurunan. Hal ini disebabkan karena tingginya kandungan Na tanah sehingga penyerapan K tergantikan oleh Na karena afinitas penyerapan K+.= Na+, Hal ini dapat merugikan karena banyak enzim yang diaktifkan oleh K namun tidak tergantikan olehh Na sehingga dapat mengganggu metabolisme sel.
Parameter pertumbuhan dalam penelitian ini menunjukkan hasil lebih baik pada aplikasi sipramin Tapi untuk jumlah anakan baru meningkat sangat pesat seiring meningkatnya dosis sipramin. Hal ini dapat merugikan karena dapat mengurangi kadar gula batang karena akan dihidrolisis untuk mendapatkan energi untuk pertumbuhan anakan. Gejala visual pertumbuhan yang baik juga tidak diikuti dengan meningkatnya kandungan gula batang. Kandungan gula batang yang diukur dengan handrefraktometer menunnjukkan kecenderungan menurun seiring meningkatnya Basis sipramin. Hal ini juga terjadi pada rendemen contoh
dimana pada perlakuan dosis sipramin paling tinggi mempunyai nilai rendemen paling rendah Aplikasi sipramin dapat meningkatkan kandungan Na tanah sebesar 60 % dan Na jaringan sebesar 44 %, serta terjadinnya penurunan potensi hasil tanaman tebu sekitar 9,2 %. Oleh karena itu perlu adanya pengendalian penggunaan sipramin agar tidak terjadi akumulasi Na yang tinggi ditanah karena dapat berpengaruh negatif pada tanah maupun pertanaman tebu
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]