KUALITAS PROTEIN KEDELAI VARIETAS BALURAN AKIBAT PEMUPUKAN SULFUR, PENAMBAHAN BAHAN ORGANIK DAN EM4
Abstract
Percobaan dilakukan di lahan percobaan Politani Jember, Kelurahan Tegalgede, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, pada Juni-September 2003 dilanjutkan analisis protein di Laboratorium Biologi Molekuler Universitas Kedelai yang ditanam adalah varietas Baluran yang diberi perlakuan EM4. penambahan bahan organik berupa Jerami padi dari sisa pertanaman musim sebelumnya, dan pemupukan sulfur (kandungan SO42 dalam pupuk 31,44%)
Percobaan disusun secara Rancangan Acak Kelompok Faktorial 4x3x2 dengan 3 ulangan. EM4 taraf 0, 6, 9 dan 12 I/ha. Perlakuan penambahan bahan organik taraf 0, 10 dan 20 ton/ha. Pumupukan sulfur taraf 0 dan 100 Kg pupuk sulfur/ha. Parameter penelitian meliputi hasil kedelai yaitu berat 100 biji, berat polong isi dan berat biji/tanaman, dan kandungan biji yaitu kandungan protein terlarut (diukur dengan metode Bradford) dan kandungan protein 11S dan 75 (diukur dengan metode Tanh dan Shibasuki).
Perlakuan penambahan bahan organik dan EM4 serta interaksinya dengan pemupukan sulfur yang diuji tidak mempengaruhi berat 100 biji, berat polong isi dan beret biji/tanaman. Pemupukan 100 Kg pupuk sulfur/ha meningkatkan berat polong isi/tanaman 3,39% dan berat biji/tanaman 7,65%, dan cenderung meningkatkan kandungan protein terlarut dan rasio l l S/7S. Interaksi perlakuan pemupukan sulfur. penambahan bahan organik dan EM4 mempengaruhi kandungan protein terlarut, protein l lS, protein 7S dan rasio IIS/7S. Pada kandungan protein terlarut kecenderungan nilai tertinggi pada perlakuan EM4 0 l/ha (310.81 mg/g), penambahan bahan organik 10 ton/ha (309,02 mg/g) dan pemupukan sulfur (315,47 mg/g). Kecenderungan nilai tertinggi rasio llS/7S pada perlakuan EM4 9 l/ha (2,75), penambahan bahan organik 10 ton/ha (2,80) dan pemupukan sulfur (2,74).
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]