MUTU BENIH KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) AKIBAT APLIKASI BAKTERI FOTOSINTETIK DAN PERBEDAAN DOSIS PUPUK
Abstract
. Produktivitas kedelai di Indonesia saat ini mengalami penurunan hingga 1.1 ton/ha. Masalah tersebut bersumber pada penyediaan benih bermutu yang kurang dari kebutuhan. Pengaplikasian bakteri totosintetik dengan dosis pupuk yang berbeda diharapkan dapat meningkatkan mutu benih kedelai sehingga sasaran produktiviras dapat tercapai. Panelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bakteri fotosintetik dan dosis pupuk secara interaksinya terhadap mutu benih kedelai. Peneiitian dilaksanakan di desa Jubung Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember, tanggal 18 Februari 2004 sampai dengan 25 Mei 2004, kemudian dilanjutkan dengan uji benih di laboratorium Teknologi Benih, Fakultas Pertanian Universilas Jember. Bahan Utama yang digunakan yaitu kedelai varietas Baluran. Bakteri Fotosintetik Synechococcus sp, Pupuk (Urea,TSP,KCL), serta kertas merang. metode percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Petak Terbagi (RPT) 2 faktor 3 ulangan. Faktor pertama yaitu Bakteri (tanpa bakteri dan dengan bakteri), dan faktorr kedua yaitu Dosis Pupuk (0 dosis pupuk.1/2 dosis pupuk.1/2 dan I dosis pupuk). Uji lebih lanjut menggunakan DMRT 5 % yang dilakukan pada semua parameter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis pupuk tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter, kecuali laju pertumbuhan tanaman. Sedangkan aplikasi bakteri fotosintetik berpengaruh nyata terhadap semua parameter kecuali berat 100 butir benih dan kadar air benih. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri fotosintetik dapat meningkatkan mutu benih kedelai, yaitu mutu fisiologis. mutu benih kedelai tertinggi diperoleh pada perlakuan tanpa pemupukan dengan aplikasi bakteri (P0BI) yaitu dengan nilai kecepatan berkecambah 28 %, keserempakan berkecambah 78 °As dan daya kecambah 90 %.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]