Show simple item record

dc.contributor.authorMagfiroh, Illia Seldon
dc.contributor.authorSetyawati, Intan Kartika
dc.contributor.authorWibowo, Rudi
dc.date.accessioned2018-01-15T04:05:14Z
dc.date.available2018-01-15T04:05:14Z
dc.date.issued2018-01-15
dc.identifier.isbn978-602-60456-5-2
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/83968
dc.descriptionProsiding Seminar Nasional Pembangunan Pertanian II, 2017en_US
dc.description.abstractBerkaitan dengan pembangunan berkelanjutan SDGs, Tebu (Gula) sebagai salah satu komoditas strategis dalam perekonomian Indonesia, yang menempati urutan keempat setelah padi-padian, pangan hewani serta minyak dan lemak sebagai bahan pangan sumber kalori, dengan pangsa sebesar 6,7 persen, saat ini per-tebu-an nasional dihadapkan pada situasi produksi gula yang dihasilkan belum cukup memenuhi kebutuhan gula nasional. Menurut wibowo (2007), kecenderungan penurunan produksi gula nasional disebabkan oleh penurunan produktifitas gula. Penurunan produktifitas gula terkait dengan inefisiensi sektor on-farm dan off-farm. Salah satu dampak dari inefisiensi sektor on-farm dan off-farm adalah rendahnya rendemen dan kualitas tanaman tebu, yang sangat berpengaruh terhadap rata-rata hablur gula setiap hektar. Hablur adalah gula sukrosa yang dikristalkan. Dalam sistem produksi gula, pembentukan gula terjadi di dalam metabolisme tanaman. Proses ini terjadi di lapangan (onfarm) dan pabrik gula sebenarnya hanya berfungsi sebagai alat ekstraksi untuk mengeluarkan nira dari batang tebu dan mengolahnya menjadi gula Kristal (off-farm).en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectMUTU TEBUen_US
dc.subjectINDUSTRI GULAen_US
dc.titleMUTU TEBU INDUSTRI GULA DI INDONESIAen_US
dc.typeProsidingen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record