dc.description.abstract | Berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan SDGs, Tebu (Gula) sebagai salah satu
komoditas strategis dalam perekonomian Indonesia, yang menempati urutan keempat setelah
padi-padian, pangan hewani serta minyak dan lemak sebagai bahan pangan sumber kalori,
dengan pangsa sebesar 6,7 persen, saat ini per-tebu-an nasional dihadapkan pada situasi
produksi gula yang dihasilkan belum cukup memenuhi kebutuhan gula nasional. Menurut
wibowo (2007), kecenderungan penurunan produksi gula nasional disebabkan oleh penurunan
produktifitas gula. Penurunan produktifitas gula terkait dengan inefisiensi sektor on-farm dan
off-farm. Salah satu dampak dari inefisiensi sektor on-farm dan off-farm adalah rendahnya
rendemen dan kualitas tanaman tebu, yang sangat berpengaruh terhadap rata-rata hablur gula
setiap hektar. Hablur adalah gula sukrosa yang dikristalkan. Dalam sistem produksi gula,
pembentukan gula terjadi di dalam metabolisme tanaman. Proses ini terjadi di lapangan (onfarm)
dan
pabrik
gula
sebenarnya
hanya
berfungsi
sebagai
alat
ekstraksi
untuk
mengeluarkan
nira
dari
batang
tebu
dan
mengolahnya
menjadi
gula
Kristal
(off-farm). | en_US |