PEMBELAJARAN SEJARAH KESIAPANNYA MENGHADAPI TANTANGAN ZAMAN
Abstract
Paper ini dilatarbelakangi keresahan penulis melihat kesiapan pendidikan untuk
memfasilitasi kebutuhan belajar generasi milenial yang sering disebut Gen Y dan
fenomena lahirnya generasi Z. Generasi Z memiliki karakteristik yang spesifik, antara
lain digital natives, screensters, gamers, Zeds. Generasi yang cerdas teknologi
(tech-savvy), terhubung (connected) dalam kehidupan global di planet bumi, generasi
pengubah dunia, dan "mengikuti kata hati" (conscientious) (Kamdi, 2016). Hasil survey
mengindikasikan Generasi Z sangat self directed, memiliki keinginan kuat untuk bekerja
bagi diri sendiri, mempelajari kewirausahaan, dan merancang sendiri program studi
yang mereka inginkan dipendidikan tinggi (Barnes & Noble College, 2014). Lebih tegas
lagi AON (2017) menyebutkan generasi Z ingin membentuk journey mereka sendiri.
Pada sisi lain, realita pendidikan terkini dikeluhkan oleh presiden Joko Widodo, bahwa
Pendidikan di Indonesia monoton (28 Oktober 2017). Bagaimana pendidikan mampu
menjawab tantangan jaman bila monoton? J.ebih spesifik lagi mengkaji tentang
pembelajaran sejarah, yang identik dengan membelajarkan masa lalu yang bersifat
einmalig, berbicara tentang masa lalu, dogma, doktrin, isi materinya jauh dari
pembebasan/pemerdekaan. Sungguh, ajaran yang sangat bertentangan dengan
kebutuhan dan karakteristik generasi Z. Perlu pemikiran yang mendalam untuk
memecahkan masalah pendidikan bangsa, khususnya pembelajaran sejarah supaya
tidak terjebak pada dogma-dogma, pesanan-pesanan yang akhirnya tidak terterima
dengan baik oleh peserta didik, justru membuat ruang sekolah laiknya museum,
pembelajaran bak dongeng pengantar tidur. Melalui studi literatur, dengan mengkaji
penelitian-penelitian terkini, teori-teori dan praksis belajar/ pembelajaran, paperini
mencoba menawarkan alternatif pemecahan masalah.
Collections
- LSP-Conference Proceeding [1874]