dc.description.abstract | Teknologi batik ramah lingkungan merupakan konsep pembangunan
berwawasan lingkungan yang berfokus pada aspek ekologi, ekonomi dan sosial.
Karena perkembangan industri batik semakin meningkat, maka limbah cair dan
polutan yang dihasilkan juga meningkat sehingga mengakibatkan degradasi
lingkungan. Jadi dengan kondisi ini semakin mengkhawatirkan bagi kehidupan
akuatik atau manusia itu sendiri. Konsep ini perlu dikembangkan di desa
Kampung Batik Labako kecamatan Sumber Pakem, Sumber Jambe, Jember
sebagai penghasil kain batik terbesar di Kabupaten Jember. Sosialisasi dan
penerapan teknologi membatik ramah lingkungan perlu diberikan kepada usaha
mereka (UD Bintang Timur dan UD Pakem Sari) untuk tetap menjaga kelestarian
lingkungan sekitar. Teknologi membatik ramah lingkungan yaitu proses
pembuangan limbah batik yang pekat dialirkan melalui metode koagulasi dan
metode sistem penyaringan air yang diberi gravitasi. Hasil akhir yang diperoleh
adalah masyarakat/mitra dapat membuat alat skrining air limbah batik dengan
filter sederhana, alami, dan ekonomis dengan cara yang tepat. Pengrajin batik
merespon positif terhadap kegiatan tersebut, karena limbah yang berwarna pekat
setelah melalui tahapan koagulasi dan filterisasihasilnyaadalah penyaringan (filtrat) jernih (tidak berwarna),,sehingga aman untuk dialirkan ke sungai dan air
sungai masih bisa dimanfaatkan dalam batas yang aman. Instalasi alat
penyaringan ini bersifat portable (bongkar pasang) apabila waktunya perawatan
maka alat ini sangat mudah untuk dibersihkan. Kemudahan dalam teknologi
membatik ramah lingkungan ini mendapatkan apresiasi dari pemilik usaha batik
karena membantu menjaga kelestarian lingkungan sekitar. | en_US |