Show simple item record

dc.contributor.advisorSusanto
dc.contributor.advisorFatahillah, Arif
dc.contributor.authorBastian, Kevin
dc.date.accessioned2017-12-21T04:40:58Z
dc.date.available2017-12-21T04:40:58Z
dc.date.issued2017-12-21
dc.identifier.nim090210101074
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/83737
dc.description.abstractMatematika merupakan ilmu dasar yang berguna bagi kehidupan manusia diantaranya yaitu matematika mendasari perkembangan teknologi modern, matematika mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan matematika memajukan daya pikir manusia. Proses pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama dalam proses pendidikan di sekolah. Pembelajaran matematika merupakan suatu proses belajar mengajar yang terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu belajar yang dilakukan oleh siswa dan mengajar yang dilakukan oleh guru sebagai pengajar (pendidik). Kemampuan koneksi matematika merupakan salah satu dari lima standar proses yang harus dimiliki siswa dalam belajar matematika. Kemampuan koneksi matematika memegang peranan yang amat penting dalam upaya meningkatkan pemahaman matematika. Orang yang telah memahami suatu kaidah berarti mampu mengerti beberapa konsep. Setiap konsep matematika berkaitan dengan konsep yang lain. Begitupula dengan yang lainnya, misalnya dalil dan dalil, antara teori dan teori, antara topik dengan topik, ataupun antara cabang matematika dengan cabang matematika lain. Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana kemampuan koneksi siswa SMP dalam penyelesaian soal matematika. Adapun tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan kemampuan koneksi matematika siswa SMP dalam menyelesaikan soal matematika. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan subjek penelitian sebanyak dua subjek yang memiliki kemampuan tinggi dan setara. Dalam penelitian ini data diperoleh dari hasil pekerjaan subjek yang kemudian dilakukan wawancara berbasis tugas yang bertujuan untuk menggali informasi terhadap segala apa yang dipikirkan dan dilakukan subjek. Peneliti merupakan instrumen utama dalam mengumpulkan data. Selain peneliti sebagai instrumen dalam penelitian ini, peneliti dibantu dengan instrumen pendukung, yaitu (1) instrumen tugas penyelesaian soal matematika, (2) pedoman wawancara. Kegiatan yang dilakukan peneliti selama proses pengambilan data di lapangan adalah pemberian tes penyelesaian soal dan wawancara terhadap dua subjek kemudian dilakukan pengumpulan data dan analisis data. Hasil penelitian yang diperoleh, yaitu awalnya S1 kurang memahami soal terlihat dari kutipan wawancara di awal dia tidak langsung menyebutkan bahwa rumah Budi terletak pada jarak terdekat dengan sekolah. Setelahnya S1 memahami keterkaitan data yang diketahui dan yang ditanyakan, S1 dapat memamhami cara menyelesaikan soal yaitu mencari nilai x terlebih dahulu, didapat x yaitu 50 kemudian subjek mengsubtitusikan nilai x ke dalam sisi-sisi segitiga sehingga didapat masingmasing sisinya 60 meter, 80 meter, dan 100 meter. Setelah itu S1 mencari jarak terdekat antara rumah Budi dengan sekolah dengan menghubungkan konsep luas segitiga. Melalui gambar, S2 memahami keterkaitan antara data yang diketahui dan yang ditanyakan, sehingga S1 memamhami cara menyelesaikan soal yaitu mencari nilai x dengan menggunakan rumus phytagoras kemudian difaktorkan untuk menemukan nilai x. Setelah nilai x didapat yaitu 50 kemudian subjek mengsubtitusikan nilai x ke dalam sisi-sisi segitiga sehingga didapat masing masing sisinya 60 meter, 80 meter, dan 100 meter dengan mengaitkan informasi sebelumnya. Setelah itu S2 mencari jarak terdekat antara rumah budi dengan sekolah dengan menghubungkan konsep luas segitiga. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah terbatasnya subjek yang hanya berjumlah dua. Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan untuk memahami soal, S1 harus membaca berulang-ulang. Selain itu, S1 juga tidak langsung memahami bahwa rumah Budi terletak pada jarak terdekat dengan sekolah itu juga bagian dari soal yang nanti digunakan dalam menyelsaikan soal. Selanjutnya S1 mengkoneksikan antarkonsep matematika dan konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari sehingga dapat menyelesaikan soal dengan benar. S2 membaca soal dua kali untuk memahami soal. Kemudian S2 menyebutkan jarak-jarak yang sudah diketahui dalam soal kemudian menggambar sehingga membentuk segitiga siku-siku. Selanjutnya S2 menghubungkan antar konsep matematika dan antar konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari sehingga dapat menyelesaikan soal dengan benar. Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kedua subjek memiliki kemampuan mengkoneksikan antarkonsep matematika dan konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectMatematikaen_US
dc.subjectKemampuan koneksi matematikaen_US
dc.titleKEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIKA SISWA SMP DALAM PENYELESAIAN SOAL MATEMATIKAen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record