Show simple item record

dc.contributor.authorGilang Permana
dc.date.accessioned2013-12-12T02:44:48Z
dc.date.available2013-12-12T02:44:48Z
dc.date.issued2013-12-12
dc.identifier.nimNIM061810101078
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/8351
dc.description.abstractProses penetasan telur ayam, itik, burung atau telur unggas lainnya dapat dilakukan dengan dua cara yaitu alami dan buatan. Cara penetasan alami tergolong sebagai cara yang aman namun hasilnya sangat terbatas, sedangkan penetasan buatan dapat menetaskan telur sebanyak yang kita inginkan dengan menggunakan mesin penetas buatan, tetapi cara ini beresiko tinggi jika temperatur dan kelembabannya tidak dikontrol secara ketat dan akurasi yang tinggi. Pada penelitian ini dikaji bagaimana profil perpindahan panas pada proses penetasan telur jika parameter yang mempengaruhi perpindahan panas divariasikan. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui profil perpindahan panas pada proses penetasan telur, sehingga dari profil tersebut dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam pembuatan mesin penetas telur dan juga dapat menambah pengetahuan tentang proses penetasan telur. Penelitian tentang perpindahan panas pada proses penetasan telur ini dibagi menjadi empat tahap yaitu identifikasi parameter, pembuatan program, simulasi, validasi, dan analisis hasil. Penentuan nilai parameter diambil dari data yang telah diperoleh dan sebagian diambil dari beberapa literatur yang berkaitan dengan proses penetasan telur. Setelah menentukan parameter, dilanjutkan dengan pembuatan program dengan bantuan software Matlab 7.8, dimana dalam langkah ini diberikan GUI dari simulasi perpindahan panas pada proses penetasan telur. Langkah selanjutnya yaitu melakukan simulasi dengan cara menginput parameterparameter yang telah ditentukan sebelumnya, dimana sebagian dari nilai parameter tersebut divariasiakan. Kemudian tahap terakhir yaitu menganalisis output dari simulasi tersebut viii Dari simulasi yang telah dilakukan, dihasilkan profil dari masing-masing ketiga jenis telur tersebut, secara umum telur ayam memiliki perpindahan panas yang paling cepat, sedangkan telur bebek memiliki perpindahan panas yang paling lambat. Dilihat dari segi temperatur lingkungan (T ), telur puyuh memiliki perpindahan panas yang cepat apabila dipanaskan pada temperatur 37 ambient C, telur ayam memiliki perpindahan panas yang cepat apabila dipanaskan pada temperatur 38 0 C atau 39 0 C, dan telur bebek memiliki perpindahan panas yang cepat apabila dipanaskan pada temperatur 37 0 C atau 39 0 C. Dilihat dari segi panjang sumbu telur, telur puyuh, ayam, dan bebek memiliki perpindahan panas yang cepat apabila panjang sumbu telur dibawah rata-rata. Pada simulasi perpindahan panas pada proses penetasan telur, nilai parameter konduktivitas thermal, panas spesifik, kepadatan massa, dan panjang sumbu mayor telur mempengaruhi profil dari perpindahan panas pada proses penetasan telur. Apabila semakin rendah nilai konduktivitas thermal dan kepadatan massa suatu materi, maka semakin lama waktu yang diperlukan untuk memanaskan materi tersebut. Sedangkan bila diberikan panas spesifik yang semakin tinggi maka semakin lama waktu yang diperlukan untuk memanaskan materi tersebut. Secara umum telur yang mempunyai karakteristik nilai konduktivitas termal yang semakin tinggi, panas spesifik yang semakin rendah, dan kepadatan massa yang semakin tinggi memiliki kemampuan perpindahan panas yang cepat. Selain itu jika panjang sumbu telur dibawah rata-rata juga semakin cepat dalam kecepatan waktu penstabilan temperatur telur.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries061810101078;
dc.subjectMODEL PERPINDAHAN PANAS, PROSES PENETASAN TELURen_US
dc.titleSIMULASI MODEL PERPINDAHAN PANAS PADA PROSES PENETASAN TELUR MENGGUNAKAN SYARAT BATAS INTERFACEen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record