Show simple item record

dc.contributor.authorISMAWATI
dc.date.accessioned2013-12-12T02:31:00Z
dc.date.available2013-12-12T02:31:00Z
dc.date.issued2013-12-12
dc.identifier.nimNIM060210302013
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/8339
dc.description.abstractTragedi Trisakti 12 Mei 1998 tidak begitu saja terjadi, ada beberapa masalah yang melatarbelakanginya. Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah (1) apa yang melatarbelakangi terjadinya Tragedi Trisakti 12 Mei 1998 (2) bagaimana kronologi terjadinya Tragedi Trisakti 12 Mei 1998 (3) bagaimana proses berakhirnya rezim Soeharto dari pemerintahan Indonesia. Dari permasalahan diatas maka tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) mengetahui latarbelakang terjadinya Tragedi Trisakti 12 Mei 1998 (2) mendiskripsikan kronologi terjadinya Tragedi Trisakti 12 Mei 1998 (3) mendiskripsikan proses berakhirnya rezim Soeharto. Hasil penelitian diharapkan dapat: (1) menambah kajian mengenai format baru pemerintahan Orde Baru (2) menambah kajian tentang Tragedi Trisakti 12 Mei 1998 pada Masa Pemerintahan Orde Baru (3) menambah pengetahuan tentang bagaimana proses turunnya presiden Soeharto dari kursi kepresidenan (4) sebagai bahan ajar pada mata pelajaran yang membahas mengenai pemerintahan Orde baru (5) bagi penulis dapat mengamalkan ilmu yang didapat di Perguruan Tinggi (6) bagi pembaca dapat digunakan bahan acuan terhadap penelitian berikutnya yang mengkaji tentang Tragedi Trisakti 12 Mei 1998. Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah. Langkah-langkah dalam metode tersebut antara lain: Heuristik, Kritik, Interpretasi, dan Historiografi. Pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan sosiologi politik Duverger, dan teori yang gunakan yaitu teori konflik Weber. Hal-hal yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah isu politik global, keadan politik nasional dan krisis ekonomi 1997 yang merupakan latar belakang terjadinya Tragedi Trisakti 12 Mei. Isu politik global adalah sebuah wacana dunia internasional yang mengkritisi kinerja Soeharto dalam memerintah Indonesia, dimana kritikan tersebut memicu keberanian rakyat Indonesia untuk menyuarakan aspirasinya terhadap pemerintah yang akan mempengaruhi keadaan politik nasional yaitu sikap anti rezim Soeharto. Keadaan diperparah dengan adanya krisis ekonomi 1997, nilai tukar rupiah terhadap dolar menurun akibatnya harga-harga bahan pokok meningkat. Meningkatnya harga bahan pokok berdampak pada PHK dan sikap anarkis, akibatnya tindak kriminalitas dalam masyarakat ikut meningkat. Keadaan tersebut yang akhirnya mendorong mahasiswa untuk melakukan aksi keprihatinan. Aksi keprihatinan mahasiswa tersebut akhirnya berkembang menjadi aksi turun ke jalan dengan tuntutan dilakukan reformasi secara menyeluruh oleh pemerintah. Aksi mahasiswa mencapai klimaksnya pada tanggal 12 Mei 1998 di terjadi penembakan empat mahasiswa Trisakti yaitu Elang Mulia Lesmana, Hafidin Royan, Hendriawan Sie, dan Hery Hartanto. Insiden penembakan empat mahasiswa Trisakti tersebut memicu kemarahan masyarakat Indonesia terutama masyarakat Jakarta 13-15 Mei 1998. Kerusuhan tersebut semakin mendorong mahasiswa dan politikus kritis untuk melakukan demonstrasi secara besar-besaran ke gedung DPR/MPR dengan tema reformasi total dan turunnya Soeharto dari kursi kepresidenan karena dianggap gagal menyetabilkan perekonomian bangsa. Pada tanggal 21 Mei 1998, Soeharto secara resmi menyatakan mundur dari jabatan kepresidenan dan menyerahkan mandatat kepada Bj. Habibie untuk menjadi presiden. Dapat disimpulkan bahwa Tragedi Trisakti 12 Mei 1998 tidak begitu saja terjadi namun ada beberapa permasalahan yang mendorong dan berdampak pada berakhirnya Rezim Orde Baru.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries060210302013;
dc.subjectTRAGEDI TRISAKTI, REZIM SOEHARTOen_US
dc.titleTRAGEDI TRISAKTI 12 MEI 1998 DAN BERAKHIRNYA REZIM SOEHARTOen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record