TRAGEDI TRISAKTI 12 MEI 1998 DAN BERAKHIRNYA REZIM SOEHARTO
Abstract
Tragedi Trisakti 12 Mei 1998 tidak begitu saja terjadi, ada beberapa masalah
yang melatarbelakanginya. Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian
ini adalah (1) apa yang melatarbelakangi terjadinya Tragedi Trisakti 12 Mei 1998 (2)
bagaimana kronologi terjadinya Tragedi Trisakti 12 Mei 1998 (3) bagaimana proses
berakhirnya rezim Soeharto dari pemerintahan Indonesia. Dari permasalahan diatas
maka tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) mengetahui
latarbelakang terjadinya Tragedi Trisakti 12 Mei 1998 (2) mendiskripsikan kronologi
terjadinya Tragedi Trisakti 12 Mei 1998 (3) mendiskripsikan proses berakhirnya
rezim Soeharto. Hasil penelitian diharapkan dapat: (1) menambah kajian mengenai
format baru pemerintahan Orde Baru (2) menambah kajian tentang Tragedi Trisakti
12 Mei 1998 pada Masa Pemerintahan Orde Baru (3) menambah pengetahuan tentang
bagaimana proses turunnya presiden Soeharto dari kursi kepresidenan (4) sebagai
bahan ajar pada mata pelajaran yang membahas mengenai pemerintahan Orde baru
(5) bagi penulis dapat mengamalkan ilmu yang didapat di Perguruan Tinggi (6) bagi
pembaca dapat digunakan bahan acuan terhadap penelitian berikutnya yang mengkaji
tentang Tragedi Trisakti 12 Mei 1998.
Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode penelitian
sejarah. Langkah-langkah dalam metode tersebut antara lain: Heuristik, Kritik,
Interpretasi, dan Historiografi. Pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan
sosiologi politik Duverger, dan teori yang gunakan yaitu teori konflik Weber. Hal-hal
yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah isu politik global, keadan politik
nasional dan krisis ekonomi 1997 yang merupakan latar belakang terjadinya Tragedi
Trisakti 12 Mei. Isu politik global adalah sebuah wacana dunia internasional yang
mengkritisi kinerja Soeharto dalam memerintah Indonesia, dimana kritikan tersebut
memicu keberanian rakyat Indonesia untuk menyuarakan aspirasinya terhadap
pemerintah yang akan mempengaruhi keadaan politik nasional yaitu sikap anti rezim
Soeharto. Keadaan diperparah dengan adanya krisis ekonomi 1997, nilai tukar rupiah
terhadap dolar menurun akibatnya harga-harga bahan pokok meningkat.
Meningkatnya harga bahan pokok berdampak pada PHK dan sikap anarkis, akibatnya
tindak kriminalitas dalam masyarakat ikut meningkat. Keadaan tersebut yang
akhirnya mendorong mahasiswa untuk melakukan aksi keprihatinan.
Aksi keprihatinan mahasiswa tersebut akhirnya berkembang menjadi aksi
turun ke jalan dengan tuntutan dilakukan reformasi secara menyeluruh oleh
pemerintah. Aksi mahasiswa mencapai klimaksnya pada tanggal 12 Mei 1998 di
terjadi penembakan empat mahasiswa Trisakti yaitu Elang Mulia Lesmana, Hafidin
Royan, Hendriawan Sie, dan Hery Hartanto.
Insiden penembakan empat mahasiswa Trisakti tersebut memicu kemarahan
masyarakat Indonesia terutama masyarakat Jakarta 13-15 Mei 1998. Kerusuhan
tersebut semakin mendorong mahasiswa dan politikus kritis untuk melakukan
demonstrasi secara besar-besaran ke gedung DPR/MPR dengan tema reformasi total
dan turunnya Soeharto dari kursi kepresidenan karena dianggap gagal menyetabilkan
perekonomian bangsa. Pada tanggal 21 Mei 1998, Soeharto secara resmi menyatakan
mundur dari jabatan kepresidenan dan menyerahkan mandatat kepada Bj. Habibie
untuk menjadi presiden. Dapat disimpulkan bahwa Tragedi Trisakti 12 Mei 1998
tidak begitu saja terjadi namun ada beberapa permasalahan yang mendorong dan
berdampak pada berakhirnya Rezim Orde Baru.