KARAKTERISTIK SCC (SELF COMPACTING CONCRETE) DENGAN CAMPURAN LIMBAH PLASTIK PET (POLYETHYLENE TEREPHTALATE) PASCA PEMANASAN
Abstract
Perkembangan teknologi dalam bidang konstruksi beton saat ini sudah
meningkat dengan pesat, baik dari segi desain maupun metode-metode konstruksi
yang dilakukan. Dalam pekerjaan konstruksi beton, pemadatan atau vibrasi beton
adalah pekerjaan yang mutlak harus dilakukan untuk suatu pekerjaan struktur beton
bertulang konvensional. Pada berbagai kasus perbaikan struktur, yaitu dengan
menambah lapisan beton baru (overlay) sering mengalami kesulitan dalam
pengerjaannya. Hal ini dikarenakan sempitnya ruangan, sehingga penambahan beton
baru dengan beton konvensional menjadi sulit untuk dipadatkan dan pada akhirnya
tidak dapat menghasilkan kualitas yang optimal. Berdasarkan penjelasan di atas akan
lebih menguntungkan apabila digunakan beton yang mampu mengalir, memadat dan
merata dengan memanfaatkan berat sendirinya. Salah satunya adalah menggunakan
Self Compacting Concrete (SCC).
Self Compacting Concrete (SCC) merupakan sebuah aplikasi dalam dunia
teknologi beton. Beton ini mulai berkembang di Jepang pada awal tahun 80an dan
sukses menghasilkan prototype pada tahun 1988. Pada penerapannya, Self Compacting
Concrete (SCC) ini akan menghasilkan beton yang memiliki keunggulan Flowability,
Passingability, Fillingability, dan mampu meningkatkan kuat tekan beton. Namun,
untuk meningkatkan Flowability Self Compacting Concrete (SCC) perlu adanya
inovasi material pada campuran beton. Salah satunya yaitu penggunaan limbah plastik
PET. Selain penambahan limbah plastik PET juga dilakukan pemanasan pada beton
yang sudah mengeras dan berumur 28 hari. Treatment bertujuan untuk melihat
karakteristik beton pasca pemanasan. Dari hasil pengujian, didapat hasil uji slump flow menunjukkan bahwa
pemberian plastik PET pada campuran beton dapat meningkatkan flowability beton
hingga 50,6%. Sementara kuat tekan beton maksimum terjadi pada campuran PET
2,5% sebesar 62,27 MPa. Kemudian, kuat tarik belah beton maksimum terjadi pada
campuran PET 7,5% sebesar 5,41 MPa. Modulus elastsisitas beton maksimum terjadi
pada campuran PET 0% sebesar 38,46 GPa. Beton campuran plastik PET ini lebih
cocok diaplikasikan pada konstruksi yang menerima gaya tarik lebih besar daripada
gaya tekan. Untuk hasil uji analisa SEM (Scanning Electrone Microscope)
menunjukkan bahwa plastik PET tidak dapat tercampur secara sempurna dengan
campuran semen, pasir, air, dan kerikil. Setelah pemanasan 600oC selama 2 jam plastik
PET meleleh dan meninggalkan rongga. Dari rongga tersebut menyebabkan penurunan
kualitas beton.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]