MENGGUNAKAN MODEL CROPSYST UNTUK PREDIKSI HASIL TANAMAN JAGUNG VARIETAS BISI 16 SELAMA PERIODE TAHUN 2003 – 2007 STUDI KASUS DESA KERTONEGORO KECAMATAN JENGGAWAH KABUPATEN JEMBER
Abstract
Jagung merupakan tanaman semusim. Pertumbuhan tanaman jagung mulai dari
awal tanam sampai panen diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan
generatif. Tanaman jagung mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap tanah, baik
jenis tanah lempung berpasir maupun tanah lempung dengan pH tanah 6 - 8. Temperatur
untuk pertumbuhan optimal jagung antara 24-30 °C dengan kebutuhan air sekitar 45-60
cm. Ketersediaan air dapat ditingkatkan dengan pemberian pupuk buatan yang cukup
untuk meningkatkan pertumbuhan akar, kerapatan tanaman serta untuk melindungi dari
rumput liar dan serangan hama. Selain itu varietas juga merupakan faktor penting yang
menentukan potensi hasil. Produktivitas jagung ditentukan oleh hasil interaksi antara
varietas dengan faktor lingkungan. Faktor lingkungan mencakup iklim, jenis tanah, hama
dan penyakit, gulma dan pengelolaan oleh manusia. Penggunaan varietas hibrida
memiliki potensi hasil yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan jagung yang non
hibrida atau bersari bebas. Hal ini disebabkan karena varietas jagung hibrida lebih
memiliki daya adaptasi yang luas, mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
beragam, toleransi yang tinggi terhadap hama dan penyakit, responsif terhadap
pemupukan dan tingkat keseragaman yang tinggi. Pemupukan yang belum didasarkan
atas hasil uji tanah akan dapat memberikan dampak yang kurang menguntungkan
terhadap sifat tanah dan lingkungan secara keseluruhan. Untuk itu perlu adanya suatu
model yang dapat dijadikan acuan untuk pemupukan. Banyak model yang membantu
dalam pengelolaan tanaman yang dapat merepresentasikan hasil dari tanaman tunggal
sampai bermacam-macam kondisi manajemennya dan salah satu model tersebut adalah
CROPSYST Penelitian dilakukan dengan menggunakan peta hasil interpolasi 30 sifat fisika
dan kimia tanah di lokasi penelitian desa Kertonegoro Kecamatan Jenggawah Kabupaten
Jember. Data yang digunakan adalah hasil wawancara dengan petani mengenai praktek
pertanian, referensi pemupukan, data iklim, dan sifat fisika dan kimia daerah penelitian.
Dalam penggunaan model CROPSYST yang pertama kali dilakukan adalah kalibrasi,
yaitu dengan mengubah parameter pada tanaman maliputi Phenology (Degree-day
emergence, Degree-day begin flowering, Degree-day peca LAI, Degree-day begin grain
filling, Degree-day physiological maturity, Base temperatur, Cutoof temperatur),
Morphology (Maximum root depth, Maximum LAI, Specific leaf area, Leaf duration, Leaf
duration sensitivity to stress, Extinction coefficient for solar radiation, ET crop
coefficient at fully canopy), dan Growth (Temperatur below which growth rate is redice,
Thermal time to cease temperature limitation, Maximum water uptake rate, Critical leaf
water potential, Wilting leaf water potential, Above ground biomass-transpiration
coefficient, Light to above ground biomass conversion). Untuk melakukan simulasi pada
model CROPSYST berdasarkan pemupukan (pupuk Nitrogen) yang dilakukan oleh
petani, rekomendasi pemupukan, tanpa pemupukan, dan pada petak omisi. Proses validasi
yaitu membandingkan hasil simulasi model CROPSYST dengan hasil sebenarnya
dilapang yang menghasilkan bahwa semakin tinggi penambahan pupuk Nitrogen, maka
produksi tanaman jagung akan semakin tinggi, baik itu pada hasil petani maupun pada
petak omisi.
Hubungan antara hasil petani dengan hasil simulasi model CROPSYST
ditunjukkan dengan uji Efficienci Index (EF) dengan nilai 0,97. Hal ini berarti bahwa
model CROPSYST baik digunakan untuk mensimulasi pada lokasi penelitian. Dari hasil
perhitungan RMSE diperoleh hasil sebesar 117. Hal ini menunjukkan bahwa
perbandingan kesalahan hasil prediksi dari hasil simulasi dengan hasil sesungguhnya
ádalah 117 kg/ha.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4325]