Analisis Kesalahan Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Menurut Polya Pokok Bahasan Keliling Dan Luas Daerah Persegi, Persegi Panjang, Dan Segitiga Pada Siswa Kelas v Sdn Bintoro 02 Jember
Abstract
Tujuan pembelajaran matematika pada kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) salah satunya yaitu memecahkan masalah yang meliputi
kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan
model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Berdasarkan tujuan yang diuraikan
tersebut, maka sudah semestinya siswa jenjang sekolah dasar (SD) mampu
menyelesaikan soal pemecahan masalah matematika. Soal-soal pemecahan
masalah matematika biasa dikemas dalam bentuk soal cerita. Berdasarkan
kenyataan yang ditemui di lapang, masih ada siswa kelas V SD yang belum bisa
menyelesaikan soal pemecahan masalah matematika yang berbentuk soal cerita.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimanakah jenis kesalahan
dalam menyelesaikan soal cerita menurut Polya pokok bahasan keliling dan luas
daerah persegi, persegi panjang, dan segitiga pada siswa kelas V SDN Bintoro 02
Jember; 2) Apakah faktor penyebab kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita
pokok bahasan keliling dan luas daerah persegi, persegi panjang, dan segitiga
pada siswa kelas V SDN Bintoro 02 Jember.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V
SDN Bintoro 02 Jember semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Jumlah siswa
di kelas tersebut adalah 41 siswa yang terdiri dari 18 siswa perempuan dan 23
siswa laki-laki.
Kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pokok
bahasan keliling dan luas daerah persegi, persegi panjang, dan segitiga diketahui
dari jawaban tes. Kemudian dari hasil tes tersebut dihitung persentase masingmasing
kesalahan yang dilakukan siswa. Setelah diperoleh data hasil persentase
masing-masing kesalahan yang dilakukan siswa, maka data tersebut dianalisis sesuai dengan kesalahan yang dilakukan, kemudian dicari faktor penyebab dari
kesalahan yang dilakukan siswa tersebut dengan menggunakan instrumen
penelitian berupa wawancara.
Berdasarkan hasil analisis didapat persentase dari kesalahan memahami
masalah yaitu kesalahan menentukan apa yang diketahui dan ditanyakan berturutturut
adalah 12,5% dan 9,2% dengan rata-rata sebesar 10,85%. Faktor
penyebabnya adalah siswa kesulitan memahami soal cerita, siswa tidak terbiasa
menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan, siswa tidak mampu
menerjemahkan kalimat soal ke dalam kalimatnya sendiri, siswa kurang teliti
dalam membaca soal.
Persentase dari kesalahan menyusun rencana yaitu kesalahan menentukan
rumus dan menyusun langkah penyelesaian berturut-turut adalah 23,2% dan
26,2% dengan rata-rata sebesar 24,7%. Faktor penyebabnya adalah siswa tidak
terbiasa menuliskan rencana, siswa tidak mampu menerjemahkan kalimat soal ke
dalam kalimat matematika, serta siswa tidak mampu memilih strategi
penyelesaian soal dengan tepat.
Persentase kesalahan pada tahap melaksanakan rencana yaitu kesalahan
melaksanakan rencana, melakukan komputasi, dan menarik kesimpulan berturutturut
adalah 37,8%, 46,4%, dan 47,7% dengan rata-rata sebesar 43,97%. Faktor
penyebabnya adalah siswa tidak hafal rumus, siswa tidak teliti dalam proses
perhitungan, siswa tidak menyelesaikan soal sesuai dengan rencana yang telah
dibuat, serta siswa juga tidak terbiasa membuat kalimat kesimpulan.
Persentase dari kesalahan pada tahap memeriksa kembali yaitu kesalahan
melakukan langkah penyelesaian pada tahap memeriksa kembali, kesalahan
perhitungan, dan kesalahan memperoleh jawaban akhir berturut-turut adalah
61,6%, 63,4%, dan 62,3% dengan rata-rata sebesar 62,43%. Faktor penyebabnya
adalah siswa tidak terbiasa memeriksa kembali solusi yang diperoleh dengan
langkah yang runtut, siswa tidak terbiasa menginterpretasikan jawaban yang
diperoleh, siswa tidak teliti ketika proses perhitungan sehingga dapat
menyebabkan kesalahan perhitungan yang berdampak berbedanya hasil akhir
yang diperoleh dengan taham menyusun rencana.