• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Teacher Training and Education
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Teacher Training and Education
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    PROSES BERPIKIR SISWA TUNA GRAHITA SEDANG KELAS VII DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA BERBANTUAN ALAT PERAGA PAPAN ALJABAR DI SMPLB-C TPA BALUNG

    Thumbnail
    View/Open
    Harin Tripuji Lestari 130210101030.pdf sdh.pdf (1.858Mb)
    Date
    2017-10-24
    Author
    Lestari, Harin Tripuji
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Proses berpikir adalah suatu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan. Setiap individu mempunyai cara berpikir yang berbeda-beda. Tak terkecuali anak-anak berkebutuhan khusus. Salah satu anak berkebutuhan khusus yang kurang mendapatkan perhatian adalah anak tuna grahita sedang. Tuna grahita sedang biasa disebut dengan istilah imbesil atau mampu latih. Tingkat kecerdasan tuna grahita sedang perselangan 40-54. Anak tuna grahita sedang memiliki karakteristik fisik yang lebih menampakkan kecacatannnya. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menjadi dasar dari semua ilmu pengetahuan yang lain. Sebagian besar siswa normal menganggap matematika merupakan mata pelajaran yang sulit dan susah dipahami karena keabstrakannya. Siswa tuna grahita sedang juga mengalami hal yang sama. Siswa tuna grahita memiliki keterbatasan dalam hal intelektual, sehingga siswa tuna grahita semakin sulit untuk memahami mata pelajaran matematika. Pembelajaran matematika yang sesuai dengan siswa tuna grahita adalah dengan menggunakan benda-benda nyata dan masalah sehari-hari yang terjadi di sekitar mereka. Alat peraga adalah segala sesuatu yang masih bersifat abstrak, kemudian dikonkretkan dengan menggunakan alat agar dapat dijangkau dengan pikiran yang sederhana dan dapat dilihat, dipandang dan dirasakan. Pada awalnya masalah yang diberikan kepada siswa akan membuat siswa mengalami disequilibrium (ketidakseimbangan) dan mendorong siswa untuk melakukan adaptasi yakni akomodasi dan asimilasi sehingga pada akhirnya akan menuju equilibrium (keseimbangan).
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/82544
    Collections
    • UT-Faculty of Teacher Training and Education [15466]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository