PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN PLASTISIN KELOMPOK B2 DI TK ILMU AL QUR’AN KECAMATAN KALIWATES KABUPATEN JEMBER TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Abstract
Dalam pendidikan anak usia dini terdapat salah satu perkembangan yang penting dan harus di
maksimalkan, yakni perkembangan fisik (motorik). Pembelajaran dasar dalam koordinasi gerakan. Aspek
pembelajaran motorik dalam pendidikan aspek yang berhubungan dengan tindakan yang ditampilkan siswa
setelah menerima materi guru. Artinya, mereka bertindak sesuai dengan perasaan dan pengetahuan
mereka. Berdasarkan hasil observasi pada kelompok B2 di TK Ilmu Al-Qur’an Kecamatan Kaliwates
Kabupaten Jember yang berjumlah 15 anak, diperoleh data kemampuan motorik halus yang bervariasi,
untuk 8 anak sekitar 64,52% masih belum berkembang dengan baik, sedangkan 7 anak atau sekitar
35,48% kemampuan motorik halus sudah berkembang dengan baik. Penyebab yang mendasari yaitu kegiatan
pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi sehingga anak menjadi tidak fokus dan bosan
dalam mengikuti pelajaran.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1)
bagaimanakah penerapan kegiatan permainan plastisin untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak
kelompok B2 di TK Ilmu Al-Qur’an Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2016/2017?;
dan (2) bagaimanakah peningkatan kemampuan motorik halus anak kelompok B2 melalui permainan
plastisin di TK Ilmu Al-Qur’an Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2016/2017?;
Penelitian ini dilakukan di TK Ilmu Al-Qur’an Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Subjek
penelitian ini adalah anak kelompok B2 yang berjumlah 15 anak, yang terbagi atas 7 anak perempuan
dan 8 anak laki-laki. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
Proses penerapan metode kegiatan permainan plastisin untuk meningkatkan kemampuan motorik halus
anak kelompok B2 di TK Ilmu Al Qur’an tahun pelajaran 2016/2017 dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus
I dilakukan dengan cara guru (peneliti) mendemonstrasikan permainan plastisin dan memberi contoh
benda nyata yang ada di kelas, kemudian guru mendemonstrasikan cara bermain plastisin, anak bermain
plastisin dan membuat bentuk sesuai instruksi guru. Namun masih ada beberapa anak yang belum bisa
membentuk plastisin sesuai yang diinstruksikan oleh guru dan membentuk dengan benar karena
penjelasan dari guru yang sulit dipahami anak, sehingga dilakukan siklus II dengan ditambahkan
perbaikan dari perencanaan yang ada pada siklus I. Peningkatan kemampuan motorik halus anak
kelompok B2 di TK Ilmu Al Qur’an tahun pelajaran 2016/2017 dapat dilihat dari perolehan nilai
rata-rata kelas pada pra siklus 49,54, siklus I 73,57, dan siklus II meningkat menjadi 90,31.
Saran yang dapat disampaikan yaitu, guru untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak bisa
menggunakan metode permainan plastisin dalam pembelajaran peningkatan kemampuan motorik halus anak.
Kepala sekolah hendaknya menyarankan para guru untuk menggunakan metode permainan plastisin dalam
pembelajaran peningkatan kemampuan motorik halus, dan untuk peneliti lain hendaknya menjadikan
hasil penelitian sebagai acuan dalam penelitian sejenis.