Show simple item record

dc.contributor.advisorSYAFII, Imam
dc.contributor.advisorSUCIATI, Luh Putu
dc.contributor.authorPUSPITASARI, Tuti
dc.date.accessioned2017-10-20T07:06:54Z
dc.date.available2017-10-20T07:06:54Z
dc.date.issued2017-10-20
dc.identifier.nimNIM121510601012
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/82406
dc.description.abstractPenentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja yaitu di Desa Jambewangi yang merupakan satu-satunya daerah sentra buah naga yang telah menerapkan GAP buah naga. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan analitik. Metode pengambilan contoh dilakukan dengan metode total sampling, dengan jumlah responden 35 orang petani yang tergabung dalam kelompok tani Pucang Sari. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara dan studi dokumen. Metode analisis yang digunakan untuk menguji permasalahan pertama mengenai tingkat kesesuaian penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) buah naga dihitung menggunakan skoring skala likert. Permasalahan kedua mengenai kondisi aspek ekonomi, sosial, kelembagaan, dan lingkungan pada penerapan GAP (Good Agriculture Practice) buah naga dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Permasalahan ketiga mengenai keberlanjutan Good Agriculture Practice (GAP) usahatani buah naga di Desa Jambewangi dianalisis menggunakan metode analisis Rapid Appraisal for Dragon Fruit (RAP-DRAGON). Metode Rap-Dragon digunakan untuk menentukan status keberlanjutan masing-masing dimensi. Metode ini didasarkan pada teknik ordinasi dengan Multi Dimensional Scaling (MDS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) buah naga di Desa Jambewangi secara keseluruhan berada pada kategori sedang. Kondisi aspek ekonomi, aspek sosial, aspek kelembagaan, dan aspek lingkungan masing-masing atribut pada penerapan GAP (Good Agriculture Practice) buah naga sebagian besar dalam kondisi baik. Keberlanjutan GAP (Good Agriculture Practice) usahatani buah naga mempunyai nilai indeks keberlanjutan lebih dari 50% (kategori berlanjut). Dimensi yang berada pada kategori cukup keberlanjutan yaitu dimensi ekonomi (70,30) dan dimensi lingkungan (65,25). Dua dimensi pada kategori sangat berkelanjutan yaitu dimensi sosial (84,42) dan dimensi kelembagaan (75,60).en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries121510601012;
dc.subjectGOOD AGRICULTURE PRACTICE (GAP)en_US
dc.subjectUSAHATANI BUAH NAGAen_US
dc.titleANALISIS KEBERLANJUTAN GOOD AGRICULTURE PRACTICE (GAP) USAHATANI BUAH NAGA DI DESA JAMBEWANGI KECAMATAN SEMPU KABUPATEN BANYUWANGIen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record