KAJIAN INTENSITAS PENYAKIT BERCAK COKLAT SEMPIT (Cercospora oryzae) DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA PADA PERTANAMAN PADI DI KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER
Abstract
Padi merupakan tanaman penghasil beras sebagai bahan konsumsi pokok lebih dari setengah penduduk dunia. Padi di Indonesia merupakan komoditas utama dalam menyokong pangan masyarakat. Usaha budidaya tanaman padi akan selalu berhadapan dengan gangguan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Salah satu penyakit yang menyerang tanaman padi adalah penyakit bercak coklat sempit yang disebabkan oleh jamur Cercospora oryzae. Penyakit bercak coklat sempit dapat menyebabkan kerugian sebesar 10% hampir di seluruh wilayah penghasil padi. Penyakit bercak daun tersebar diseluruh daerah penghasil padi di Jawa dan menyebabkan penurunan hasil 30-40%. Jember merupakan salah satu sentra beras di Jawa Timur, namau pada tahun 2015 target produksi sebanyak 1.030.000 ton gabah kering giling (GKG) tidak bisa tercapai karena realisasi produksi tahun 2015 sebanyak 1.005.000 ton atau sekitar 650.000 ton setara beras yang disebabkan oleh serangan OPT. Untuk itu dilakukan penelitian kemungkinan terjadinya intensitas serangan penyakit bercak coklat sempit melalui survey pada pertanaman padi di wilayah endemik C. oryzae bersama Laboratorium PHP-TPH Tanggul. Data pengamatan diolah secara deskriptif , untuk mengetahui tingkat intensitas dan teknik pengendalian yang dilakukan petani. Data kualitatif berupa insidensi dan keparahan serangan penyakit bercak coklat sempit menggunakan aplikasi Microsoft Excel 2010. Data kualitatif berupa kuesioner dianalisis menggunakan metode Miles dan Huberman yaitu data reduction, data display dan conclusion drawing/verification.
Berdasarkan hasil penelitian, data yang disajikan dalam bentuk grafik menunjukkan insidensi mulai dari 7 – 56 HST kejadian penyakit berkembang 20-35%, 63-84 HST kejadian penyakit mencapai 100%. Intensitas serangan penyakit bercak coklat sempit menunjukkan lokasi pengamatan Klatakan 84,3% dan Pondokjoyo 81,7% adalah kategori seranga sangat berat, sedangkan Sidomekar
49% dan Tanggul Kulon 67% dalam kategori seerangan berat. Hasil penelitian dalam bentuk kuesioner secara kualitatif disajikan dalam bentuk tabel, menunjukkan bahwa teknik pengendalian yang dapat dilakukan petani di Klatakan dan Pondokjoyo yaitu dengan penyemprotan fungisida tepat anjuran. Lokasi pengamatan Sidomekar menggunakan agens hayati dan penanaman bibit unggul, di lokasi pengamatan Tanggul Kulon penggunaan bibit unggul dan memperbaiki pemupukan.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]