Show simple item record

dc.contributor.advisorMolasy, Honest Dody
dc.contributor.advisorSunarko, Bagus Sigit
dc.contributor.authorAriyanti, Sheila Febrina
dc.date.accessioned2017-10-19T06:34:32Z
dc.date.available2017-10-19T06:34:32Z
dc.date.issued2017-10-19
dc.identifier.nimNIM120910101082
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/82312
dc.description.abstractBanyak anak-anak di Thailand yang menjadi pekerja anak khususnya menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK). Hal ini terjadi salah satu diantaranya disebabkan oleh berkembangnya sektor pariwisata di Thailand. Anak-anak yang bekerja menjadi PSK merupakan salah satu bentuk dari Eksploitasi Komersial Seksual Anak (ESKA). Untuk menanggulangi peningkatan jumlah anak-anak yang menjadi korban ESKA di Thailand, Pemerintah Thailand telah membuat undang-undang Child Protection Act dan The Anti-trafficking in Person Act sebagai salah bentuk nyata terhadap perlindungan anak. Tetapi nyatanya, meskipun telah ada kebijakan ini, anak-anak yang terjerumus ESKA masih banyak dan meningkat. Dari hal tersebut maka terdapat rumusan masalah, mengapa Pemerintah Thailand mengalami hamabtan dalam mengatasi Eksploitasi Seksual Komersial Anak di Thailand. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hamabtan-hamabtan Pemerintah Thailand dalam mengatasi kasus ESKA. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode library research. Data dalam penelitian ini didapatkan melalui berbagai sumber, yang berasal dari surat kabar, buku, majalah, jurnal, dan informasi dari instansi-instansi terkait peristiwa tersebut. Selain itu juga digunakan sumber-sumber online untuk semakin menunjang data yang didapat. Dalam skripsi ini, setelah memperhatikan teori dan data-data yang didapat kemudian dilakukan intrepretasi data. Hal ini dilakukan dalam upaya untuk mendapatkan kesimpulan yang sesuai dengan argumen utama dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, ada beberapa hambatan yang menjadi penyebab ESKA di Thailand susah untuk dihentikan. Beberapa hambatan tersebut berasal dari dalam domestik Pemerintah Thailand maupun juga karena faktor eksternal. Untuk faktor domestik disebabkan karena di dalam negeri Thailand sendiri, penegakkan hukum mengenai ESKA masih sangat kurang. Banyaknya celah hukum yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan ESKA membawa anak-anak yang rentan terlibat ke dalam ESKA tidak dapat terlindungi. Kemudian untuk faktor eksternalnya berasal dari masalah migrasi. Thailand memiliki banyak masalah dengan migrasi. Salah satu masalah yang dapat ditimbulkan adalah orang-orang migrasi ini rentan terlibat ke dalam kasus eksploitasi. Di dalam penelitian ini, membuktikan bahwa anak-anak yang menjadi korban eksploitasi biasanya tidak hanya berasal dari dalam Thailand saja, tetapi juga berasal dari negara-negara tetangga. Para imigran ini sangat rentan menjadi korban eksploitasi karena Pemerintah Thailand biasanya sangat ketat untuk memberikan status kewarganegaraan kepada seorang imigran, sehingga menyebabkan para imigran ini menjadi tidak memiliki kewarganegaraan dan sangat mudah untuk masuk ke dalam ESKA.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries120910101082;
dc.subjectEksploitasi Seksualen_US
dc.subjectKomersial Anaken_US
dc.titleHambatan Pemerintah Thailand Dalam Mengatasi Eksploitasi Seksual Komersial Anaken_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record