Hambatan Pemerintah Thailand Dalam Mengatasi Eksploitasi Seksual Komersial Anak
Abstract
Banyak anak-anak di Thailand yang menjadi pekerja anak khususnya
menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK). Hal ini terjadi salah satu diantaranya
disebabkan oleh berkembangnya sektor pariwisata di Thailand. Anak-anak yang
bekerja menjadi PSK merupakan salah satu bentuk dari Eksploitasi Komersial
Seksual Anak (ESKA). Untuk menanggulangi peningkatan jumlah anak-anak
yang menjadi korban ESKA di Thailand, Pemerintah Thailand telah membuat
undang-undang Child Protection Act dan The Anti-trafficking in Person Act
sebagai salah bentuk nyata terhadap perlindungan anak. Tetapi nyatanya,
meskipun telah ada kebijakan ini, anak-anak yang terjerumus ESKA masih
banyak dan meningkat. Dari hal tersebut maka terdapat rumusan masalah,
mengapa Pemerintah Thailand mengalami hamabtan dalam mengatasi Eksploitasi
Seksual Komersial Anak di Thailand. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui hamabtan-hamabtan Pemerintah Thailand dalam mengatasi kasus
ESKA.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah metode library research. Data dalam
penelitian ini didapatkan melalui berbagai sumber, yang berasal dari surat kabar,
buku, majalah, jurnal, dan informasi dari instansi-instansi terkait peristiwa
tersebut. Selain itu juga digunakan sumber-sumber online untuk semakin
menunjang data yang didapat. Dalam skripsi ini, setelah memperhatikan teori dan
data-data yang didapat kemudian dilakukan intrepretasi data. Hal ini dilakukan
dalam upaya untuk mendapatkan kesimpulan yang sesuai dengan argumen utama
dalam penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, ada beberapa hambatan yang
menjadi penyebab ESKA di Thailand susah untuk dihentikan. Beberapa hambatan tersebut berasal dari dalam domestik Pemerintah Thailand maupun juga karena
faktor eksternal. Untuk faktor domestik disebabkan karena di dalam negeri
Thailand sendiri, penegakkan hukum mengenai ESKA masih sangat kurang.
Banyaknya celah hukum yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan
ESKA membawa anak-anak yang rentan terlibat ke dalam ESKA tidak dapat
terlindungi.
Kemudian untuk faktor eksternalnya berasal dari masalah migrasi.
Thailand memiliki banyak masalah dengan migrasi. Salah satu masalah yang
dapat ditimbulkan adalah orang-orang migrasi ini rentan terlibat ke dalam kasus
eksploitasi. Di dalam penelitian ini, membuktikan bahwa anak-anak yang menjadi
korban eksploitasi biasanya tidak hanya berasal dari dalam Thailand saja, tetapi
juga berasal dari negara-negara tetangga. Para imigran ini sangat rentan menjadi
korban eksploitasi karena Pemerintah Thailand biasanya sangat ketat untuk
memberikan status kewarganegaraan kepada seorang imigran, sehingga
menyebabkan para imigran ini menjadi tidak memiliki kewarganegaraan dan
sangat mudah untuk masuk ke dalam ESKA.