Variasi bahan dan warna atap bangunan untuk Menurunkan Temperatur Ruangan akibat Pemanasan Global
Date
2017-07-18Author
Ilminnafik, Nasrul
Listyadi, Digdo
Sutjahjono, Hary
Ansyori, Ade
Erfani M
Metadata
Show full item recordAbstract
Peningkatan suhu mangan akibat pernanasan global meningkatkan penggunaan mesin pendingin
yang berarti konsumsi listrik yang bahan bakar utamanya fosil, juga meningkat. Panas yang masuk
ruangau bisa diturunkan dengan menerapkan prinsip perpindahan panas pada desain sebuah
bangunan. Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan bahan dan warna
atap serta penggunaan plafon dan insulasi pada atap terhadap suhu mangan. Penelitian dilakukan
dengan membuat prototype bangunan dengan dimensi panjang x lebar x tinggi adalah 120 em x 120
em x 120 ern. Dinding dan lantai bangunan dibuat dari bahan kayu dan triplek 3 nun yang dilapisi
styrofoam. Variasi atap bangunanmenggunakan genteng dan asbes dengan variasi warna merah dan
abu-abu. Ruangan divariasikan elengan rnenambah paela tiap atap fiberglass elanplafon. Temperatur
diukur menggunakan tennokopel mulai jam 09.00-14.00 setiap 15 menit, Hasil penelitian
menunjukkan bahwa temperatur rllangan terringgi yang elihasilkan pada penelitian ini terjadi paela
pukul 11.00 WIB. Temperatur tertinggi terjadi paela ruang elengan atap asbes wama merah mencapai
36,1 °C elan remperatur mangan terendah elieapai pada mangan dengan atap genteng warna abu-abu
yaitu 34°C. Laju aliran panas terendah terjadi pada atap yang elipasang insulasi elan plafon.
Penggunaan genteng wama abu-abu elan pemasangan insulasi dan plafon pada atap menurunkan
suhu ruangan sekitar 13,35 %.
Collections
- LSP-Conference Proceeding [1874]