dc.description.abstract | Tujuan penelitian ini untuk mengungkap: (1) makna dan perubahan makna nama-nama makanan dan
minuman (kuliner); (2) faktor-faktor yang melatarbelakangi penamaan kuliner; dan (3) dampaknya terhadap
animo konsumen pada kuliner yang populis serta implikasinya dengan budaya masyarakat pebisnis. Data
penelitian ini dikumpulkan dengan metode observasi dan wawancara mendalam (indepth interviewing)
dengan teknik dokumentasi dan catat yang dianalisis dengan metode interpretasi, padan referensial, dan
deskriptif kualitatif. Menunjukkan hasilbahwa: (1) makna nama-nama kuliner makanan dan minuman dapat
bersifat biasa-biasa yang bermakna denotatif dan yang bersifat unik bermakna konotatif/asosiatif. Secara
struktural, nama-nama kuliner berpola N+N (seperti bakso granat, mie kober, mie setan); N+V seperti mie
bangsat, mie sungken; dan N+ Adj., seperti bebek galak, dengan sistem penamaan untuk penyebutan
keserupaan, penemu atau pembuat, tempat asal, dan penyebutan sifat khas. Terdapat perubahan makna, yakni
peninggian, penurunan, menyerupai, dan adanya asosiasi yang tidak memiliki hubungan yang logis sebagai
variasi tingkatan makna rasa “pedas”. (2) Faktor-faktor yang melatarbelakangi penamaan, banyak yang
karena sensasi marketing bisnis. (3) Dampak terhadap animo konsumen pada kuliner yang populis masih
belum terjadi korelasi yang pasti. Implikasinya terdapat budaya perang panglarisdalam bisnis kuliner. | en_US |