dc.description.abstract | Akuntansi syari’ah spiritual bukan akuntansi agama, yang hanya terbatas pada
hukum dan dogmatika yang tertera pada kitab suci yang tidak boleh ada
interpretasi pribadi. Namun, hati nuraninya atau konsensus-konsensus ideologi
inti menyatu dengan dirinya, dengan orang lain, dan dengan orang sekitarnya
untuk menghadirkan keyakinan dasar dan jiwa bersih, suci dan penuh kasih
sayang, ketiga konsep spiritual terangkum dalam kejujuran.
Kejujuran sebagai basis akuntansi syari’ah spiritual bukan sekedar nilai-nilai, tapi
keyakinan. Keyakinan ini tidak selalu didasarkan pada ajaran agama, tapi lebih
pada nilai-nilai spiritual. Keyakinan nilai spiritual kejujuran yang di bangun dalam
artikel ini, didasarkan pada pendekatan tradisional Kejawen memayu hayuning
bawana. Pendekatan kearifan lokal yang merupakan wawasan mistik dan
kosmologi Jawa, mampu menumbuhkan keyakinan luhur kejujuran sebagai
falsafah hidup.
Hasilnya memberikan nilai kejujuran dalam kajian ilmu pengetahuan akuntansi,
yang mampu menurunkan praktik penyelewengan dan pelanggaran untuk
mencapai kedamaian nilai-nilai laporan keuangan yang memberikan rasa
tanggung jawab, disiplin, kecepatan dan keakuratan, kewajaran, memiliki visi,
empati dan syukur. | en_US |