dc.description.abstract | Surat kabar sebagai institusi penyedia informasi yang berperanan penting dalam pembangunan
struktur pemerintahan, politik, hukum, ekonomi, pendidikan, dan budaya dalam kenyataannya
juga melakukan tindakan komodifikasi guna menjaga eksistensinya serta untuk memaksimalkan
keuntungan dari usahanya. Penelitian dalam kajian bingkai budaya dan media ini menggunakan
teori utama teori komodifikasi serta menerapkan analisis wacana kritis Norman Fairclough
sebagai metode analisis.
Hasil penelitian ini menginformasikan beberapa hal. Pertama, Jawa Pos melakukan proses
komodifikasi anak muda dalam usaha surat kabarnya. Hal ini dilakukan karena Jawa Pos
menyadari bahwa anak muda membawa potensi yang besar bagi perkembangan usahanya.
Komodifikasi tersebut dilakukan melalui halaman Deteksi dengan salah satu programnya
kompetisi Development Basketball League. Berikutnya, pengelolaan anak muda jelaslah bukan
hal yang mudah.Tindakan dominasi dan represi tidak mungkin dilakukan karena anak muda
sangat lekat dengan label pemberontakan. Karena itu, Jawa Pos melakukan proses hegemoni
terhadap anak muda. Jawa pos secara halus memperkenalkan, membentuk dan menanamkan
wacana tertentu kepada anak muda. Wacana tersebut memikat anak muda dan mendorong
partisipasi yang besar dari mereka. Partisipasi yang besar ini meningkatkan citra dan oplah Jawa
Pos yang berakibat pada semakin besarnya keuntungan secara finansial bagi Jawa Pos. | en_US |