POPULASI DAN INTENSITAS KERUSAKAN AKIBAT HAMA PENGGEREK POLONG DAN HAMA PENGHISAP POLONG PADA DUA BELAS GENOTIPE KEDELAI
Abstract
Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan sumber bahan pangan
nabati dengan kandungan protein 39% dan memegang peranan penting dalam
berbagai aspek ekonomi. Dari tahun ke tahun, produksi kedelai di Indonesia selalu
menurun. Indonesia mempunyai produksi kedelai yang rendah, salah satunya
karena adanya serangan hama penggerek polong. Etiella zinckenella dapat
menyebabkan kehilangan hasil mencapai 20-40%, hama penghisap polong
Riptortus linearis dapat menyebabkan kehilangan hasil mencapai 79% dan
Nezara viridula mencapai 47%. Sampai saat ini, penggunaan varietas tahan
merupakan pengendalian yang potensial untuk menekan kehilangan hasil akibat
hama perusak polong kedelai.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui populasi dan intensitas
serangan pada dua belas genotipe tanaman kedelai yang diuji yaitu Agromulyo,
Anjasmoro, Detam, UNEJ-1, UNEJ-2, Grobogan, Gepak kuning, Malabar, Wilis,
Ryokoh, Kaohsiung dan East of java yang disebabkan karena serangan dari hama
penggerek polong E. zinckenella, hama penghisap polong R. linearis dan N.
viridula. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh genotipe kedelai yang
tahan terhadap serangan hama penggerek polong kedelai dan hama penghisap
polong kedelai.
Penelitian dilakukan di Lahan Percobaan Politeknik Jember pada tanggal
05 Mei 2010 sampai dengan tanggal 05 Agustus 2010. Penelitian dilakukan
dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) sub sampling yang
terdiri dari dua belas perlakuan genotipe kedelai dengan dua ulangan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa populasi hama penggerek polong pada genotipe Malabar paling tinggi dan populasi hama penggerek polong yang paling rendah
didapat pada genotipe East of java. Populasi hama penghisap polong terbanyak
ditemukan pada genotipe Argomulyo, populasi terendah ditemukan pada genotipe
kedelai jepang seperti pada Ryokkoh, Kaohsiung, East of java dan Wilis.
Kerusakan akibat serangan hama penggerek polong tidak berbeda nyata
namun terdapat kecenderungan pada genotipe Wilis nilai intensitas kerusakan
yang paling tinggi dibandingkan dengan genotipe yang lain dan pada genotipe
Detam nilai intensitas kerusakan yang paling rendah dibandingkan dengan
genotipe kedelai lain yang diuji. Hasil uji ketahanan pada hampir semua genotipe
kedelai yang diuji termasuk kategori agak tahan tahan, sedangkan pada genotipe
Anjasmoro dan Wilis termasuk kategori agak peka.
Kerusakan akibat serangan hama penghisap polong pada genotipe kedelai
Malabar lebih tinggi dibandingkan dengan kerusakan akibat serangan hama
penghisap polong pada genotipe kedelai lain yang diuji yaitu sebesar 31,7%. Dan
kerusakan terendah akibat serangan hama penghisap polong terdapat pada
genotipe Kaohsiung. Hasil uji ketahanan menunjukkan bahwa pada genotipe
Wilis, Ryokkoh, Kaohsiung dan East of java tergolong kategori yang tahan, pada
genotipe Argomulyo, Detam, Unej-1, Unej-2, Grobogan, Malabar, dan Wilis
termasuk kategori agak peka, dan pada beberapa genotipe seperti Argomulyo,
Detam, Unej-1, Unej-2, Grobogan dan Malabar menunjukkan bahwa keenam
genotipe tersebut termasuk kategori yang peka terhadap hama penghisap polong.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]