dc.description.abstract | Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial
dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah jenis isolat cendawan B. bassiana
terdiri dari lima jenis yakni, B1: Isolat B. bassiana asal inang Spodoptera litura
(Jombang), B2: Isolat B. bassiana asal inang Helopeltis (Jombang), B3: Isolat B.
bassiana asal inang Wereng Batang Coklat (Jatisari), B4: Isolat B. bassiana asal
inang Walang Sangit (Jatisari) dan, B5: Isolat B. bassiana asal inang Penggerek
Buah Kopi (Jombang). Faktor kedua adalah konsentrasi konidia B. bassiana yang
terdiri dari empat jenis yakni, K0: Kontrol, K1: 106 konidia/ ml akuades steril, K2:
107 konidia/ ml akuades steril, dan K3: 108 konidia/ ml akuades steril. Variabel
pengamatan yang digunakan adalah: Persentase mortalitas hama walang sangit
yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kematian walang sangit setelah aplikasi
cendawan, persentase mikosis untuk mengetahui berapa persentase walang sangit
yang terinfeksi cendwan B. bassiana pada semua isolat dengan konsentrasi yang
berbeda, dan lama mumifikasi untuk mengetahui kecepatan cendawan dalam
membentuk mumi pada walang sangit pada masing – masing isolat dengan
konsentrasi berbeda.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada semua parameter
pengamatan seperti persentase mortalitas, persentase mikosis dan lama
mumifikasi menunjukkan bahwa jenis isolat yang memiliki tingkat virulensi
tertinggi yaitu (B4) isolat B. bassiana asal inang Walang Sangit (WLS) dari
Jatisari pada konsentrasi 108. Hal ini diduga karena viabilitas spora yang
dihasilkan tinggi yaitu 98,16%. Semakin banyak spora yang berkecambah pada
tubuh serangga maka penetrasinya juga semakin cepat dan akhirnya virulensinya
akan semakin tinggi. Oleh karena itu pengelolaan hama walang sangit pada
tanaman padi dengan menggunakan cendawan B. bassiana diharapkan agar jenis
isolat yang digunakan memiliki viabilitas spora yang tinggi agar nantinya lebih
efektif dalam mengendalikan hama sasaran. | en_US |