dc.description.abstract | Pembelajaran fisika saat ini masih sering mengalami kendala, diantaranya
guru kurang memperhatikan keadaan siswa dan minat siswa dalam kelas, model
pembelajaran yang kurang cocok, kondisi kelas yang selalu pasif, termasuk juga
penggunaan media yang kurang tepat. Dengan demikian guru sebagai pendidik
mempunyai peranan penting dalam usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Dalam hal ini guru dituntut untuk meningkatkan keahliannya dalam melaksanakan
tugas membantu siswa belajar dengan cara memanipulasi lingkungan, sehingga
siswa dapat belajar dengan mudah, artinya guru harus mengadakan pemilihan
terhadap berbagai strategi, model, atau pendekatan pembelajaran yang ada, yang
paling memungkinkan proses belajar siswa secara optimal.
Pembelajaran fisika di SMA Negeri Umbulsari sering kali masih
menggunakan model pembelajaran konvensional, yaitu suatu model pembelajaran
yang menitik beratkan pada guru sebagai subyek aktif dan siswa sebagai obyek
pasif dalam pembelajaran sehingga pembelajaran akan didominasi guru yang
menyebabkan komunikasi satu arah saja (Wardani, A. E. 2010:01). Kondisi
pembelajaran fisika seperti uraian di atas dapat dijumpai di SMA Negeri
Umbulsari.
Berdasarkan hasil observasi peneliti di SMA Negeri Umbulsari ditemukan
bahwa aktivitas belajar fisika masih tergolong rendah. Dari 36 siswa hanya
47,22% siswa yang memperhatikan penjelasan guru, 8,3% siswa yang aktif
mengajukan pertanyaan, 2,7% dalam menjawab pertanyaan dan 36,2% siswa yang
mengerjakan soal. Disamping itu, ketuntasan hasil belajar fisika kelas X5 juga
masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Siswa yang dapat dinyatakan tidak tuntas
belajar sebesar 45,55% sedang siswa yang dapat dinyatakan tuntas belajar sebesar
55,55% mengingat KKM yang harus ditempuh siswa agar dapat dikatakan tuntas
dalam pembelajaran yaitu minimal memperoleh nilai ≤ 75 (Sumber: keputusan
Kepala sekolah SMA Negeri Umbulsari). Rendahnya aktifitas dan ketuntasan
hasil belajar siswa kelas X5 menunjukkan bahwa siswa kurang tertarik dengan
pembelajaran fisika dan kurangnya penguasaan konsep fisika.
Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan perbaikan pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick disertai
media animasi. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mendeskripsikan
peningkatkan aktivitas belajar fisika dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Talking Stick disertai media animasi pada siswa kelas X5 SMA Negeri Umbulsari.
(2) Untuk mendeskripsikan peningkatkan ketuntasan hasil belajar fisika dengan
model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick disertai media animasi pada
siswa kelas X5 SMA Negeri Umbulsari.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sehingga subyek penelitian
sudah ditetapkan di kelas X.5 SMA Negeri Umbulsari tahun ajaran 2011/2012
yang dimulai tanggal 21 September 2011 sampai dengan 05 Oktober 2011.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, wawancara,
tes dan dokumentasi.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, post-test dan
dokumentasi. Teknik Analisis data menggunakan analisis refelektif. Persentase
aktivitas belajar digunakan untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa
antara pembelajaran pada pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Persentase ketuntasan
hasil belajar digunakan untuk mengetahui peningkatan ketuntasan hasil belajar
siswa antara pembelajaran pada siklus, pra siklus 1 dan siklus 2.
Data hasil observasi memperlihatkan bahwa aktivitas belajar siswa
sebelum menggunakan model pembelajaran adalah sebesar 59,67%. Aktivitas
siswa sesudah dilaksanakan tindakan pada siklus 1 telah mengalami peningkatan
yaitu besarnya persentase aktivitas belajar siswa secara klasikal mencapai 69,86% dan berada pada kategori aktif. Sedangkan pada siklus 2 aktivitas belajar siswa
telah mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengan besarnya persentase
secara klasikal aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 82,4% dan berada dalam
kategori sangat aktif. Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa aktivitas
belajar siswa pada siklus 1 dan siklus 2 secara keseluruhan dapat dikatakan telah
mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelum adanya tindakan.
Persentase ketuntasan hasil belajar siswa sebelum adanya tindakan adalah sebesar
69,4%, pada pembelajaran siklus 1 sebesar 77,7% dan pada siklus 2 sebesar
86,1%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil
belajar siswa pada siklus 1 dan siklus 2 secara keseluruhan dapat dikatakan telah
mengalami peningkatan.
Kesimpulan penelitian ini adalah (1) Penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe talking stick disertai media animasi dapat meningkatkan aktivitas
belajar fisika siswa pada pra siklus sebesar 59,67% kategori sedang menjadi
69,86% pada siklus 1 kategori aktif kemudian meningkat sebesar 82,4% kategori
sangat aktif pada siklus 2 ,pokok bahasan gerak lurus di kelas X.5 SMA Negeri
Umbulsari tahun ajaran 2011/2012. (2) Penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe talking stick disertai media animasi dapat meningkatkan ketuntasan hasil
belajar fisika siswa pada pra siklus 69,4% kategori sedang menjadi 77,7% pada
siklus 1 kategori sangat aktif kemudian meningkat sebesar 82,4% kategori sangat
aktif pada siklus 2 pokok bahasan gerak lurus di kelas X.5 SMA Negeri
Umbulsari tahun ajaran 2011/2012. | en_US |