Aksesibilitas Petani Singkong terhadap Kebijakan Pemerintah dalam Mengentaskan Kemiskinan di Kabupaten Bondowoso Jawa Timur
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menginterpretasikan aksesibilitas
petani singkong terhadap kebijakan pertanian untuk mengurangi kemiskinan.
Globalisasi dan perkembangan teknologi membawa perubahan di bidang pertanian,
khususnya singkong, yang mengarah ke cara pertanian dengan menggunakan
teknologi modern dan komersialisasi berorientasi. Karakteristik petani subsisten
singkong belum mendapat perhatian dari pemerintah dengan akses ke petani
menguntungkan berkembang baik dari segi manajemen, modal dan pasar. Ini
menunjukkan rapuhnya komitmen etika dan moral dalam kebijakan pertanian yang
selalu merugikan petani. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
menggunakan analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan
aksesibilitas petani singkong dan pemerintah kapitalis masih lemah sehingga kondisi
tetap miskin. Karakteristik petani subsisten dengan tanah kecil dan tandus, miskin
dengan pola tradisional pertanian, menyebabkan gotong royong tidak rasional, sulit
untuk mengubah atau bahkan menolak pola yang lebih hasil pertanian modern.
pemerintah masih menganggap singkong sebagai makanan yang berorientasi kurang
pasar sehingga prospeknya kurang menguntungkan tidak diprioritaskan, sedangkan
singkong termasuk makanan alternatif yang menjanjikan untuk memastikan
keamanan pangan untuk menghindari kelangkaan pangan. kebijakan pemerintah
dalam menyediakan modal dan harga tunduk pada pemenuhan kebutuhan petani
singkong sehingga petani lebih cenderung menjadi pedagang terpengaruh meskipun
kadang-kadang merugikan. Petani singkong tidak memiliki ruang dalam menghadapi
intervensi pemerintah dan kapitalis yang dapat memberikan informasi untuk
perumusan kebijakan yang menjamin cara hidup demokratis. Strategi pemerintah dan
petani kapitalis menghadapi dengan caranya sendiri berdasarkan pengalaman hidup
mereka, mereka akan menerima semua nilai yang sesuai sosial ekonomi, budaya dan
ekologi jika tidak maka akan ditolak. Kebijakan pemerintah melalui program sekolah
kejuruan diharapkan untuk membantu petani, namun sifatnya belum menyentuh
semua yang dibutuhkan petani singkong. Aksesibilitas model yang baik adalah jika
dapat menyelaraskan harapan pemerintah, pengusaha dan petani singkong sehingga
untuk bertahan hidup dengan bercocok tanam singkong akan meningkatkan
pendapatan petani dan mampu keluar dari kemiskinan.
Collections
- LSP-Jurnal Ilmiah Dosen [7301]