dc.description.abstract | Produksi gula secara nasional saat ini masih belum memenuhi kebutuhan konsumsinya.
Salah satu penyebabnya adalah kinerja pabrik gula (PG) nasional yang masih relatif
belum sebaik kinerja pabrik gula di negara-negara produsen gula dunia. Salah satu
indikator untuk mengukur kinerja pabrik gula adalah dilihat dari losses yang dihasilkan
dalam pengolahan tebu. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis indeks losses
pabrik gula; (2) menganalisis implikasi adanya losses terhadap kinerja dan efisiensi
pabrik gula; (3) membandingkan besarnya losses pabrik gula nasional dengan negara
produsen gula dunia; (4) mengidentifikasi kerugian pabrik gula akibat besaran losses.
Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data tahunan indikator kinerja pabrik
gula di PTPN X (periode 2011-2015). Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif
evaluatif dan komparatif, serta perhitungan indeks. Hasil analisis menunjukkan bahwa
losses pada pengolahan tebu dapat berupa blotong, tetes, ampas tebu dan losses yang
tidak teridentifikasi memiliki besaran yang berbeda-beda antar pabrik gula. Losses yang
dihasilkan oleh pabrik gula di Indonesia masih cukup tinggi, berkisar antara 2,48-2,88
persen. Tingkat losses ini masih relatif lebih tinggi dibandingkan dengan PG negaranegara
penghasil gula dunia (<2%). Tingkat losses ini menunjukkan kinerja PG yang
belum efisien dan dapat menyebabkan kerugian PG. Oleh karena itu, PG harus memiliki
program untuk menekan tingkat losses sampai pada taraf minimalnya (<2%). Sementara
itu, PG harus mempunyai program untuk memanfaatkan losses menjadi ko-produk yang
bernilai tambah. | en_US |