dc.description.abstract | Indonesia merupakan wilayah penghasil kakao terbesar nomor 3 setelah
pantai Gading dan Ghana, sebesar 70% produksinya berasal dari Sulawesi. Namun,
akhir-akhir ini produksinya menurun karena Busuk Buah Kakao yang disebabkan
oleh Phytophthora palmivora. Pengendalian yang dilakukan dengan memanfaatkan
Agen Pengendali Hayati yaitu jamur antagonis Trichoderma harzianum sebagai
biofungisida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah T. harzianum isolat
Sulawesi mampu berperan sebagai antagonis terhadap P. palmivora, mengetahui
keefektifan T. harzianum isolat Sulawesi terhadap penyebab penyakit busuk buah
kakao, dan mencari konsentrasi optimal T. harzianum yang efektif terhadap P.
palmivora.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai dengan
Januari 2016 di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Pusat Penelitian Kopi dan
Kakao Indonesia. Penelitian yang dilakukan terdiri dari uji antagonis T. harzianum
secara in vitro dan uji efektivitas T. harzianum terhadap P. palmivora secara in vivo
pada buah kakao klon TSH 858 dan ICCRI 03 dengan menggunakan Rancangan
Acak Kelompok (RAK) dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan. Analisis data
menggunakan analisis ragam yang dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range
Test (DMRT). Perlakuan konsentrasi spora adalah sebagai berikut: Kontrol (P0), T.
harzianum isolat Sulawesi 108 spora/ml (P1), T. harzianum isolat Sulawesi 109
spora/ml (P2), T. harzianum isolat Sulawesi 1010 spora/ml (P3), T. harzianum isolat
Sulawesi 1011 spora/ml (P4,) T. harzianum isolat Jember 108 spora/ml (P5), T.
harzianum isolat Banyuwangi 108 spora/ml (P6).
Hasil uji antagonis T. harzianum terhadap P. palmivora secara in vitro
menunjukkan bahwa miselium T. harzianum mampu memenuhi petri pada 5 Hari
Setelah Inokulasi sedangkan miselium P. palmivora mampu memenuhi petri pada 7 Hari Setelah Inokulasi, dari pertumbuhan tersebut daya hambat T. harzianum
terhadap P. palmivora sebesar 77,46 % pada 9 Hari Setelah Inokulasi. Data masa
inkubasi dan luas bercak P. palmivora pada buah kakao klon TSH 858 dan ICCRI
03 menunjukkan bahwa masa inkubasi P. palmivora pada buah kakao klon TSH
858 justru lebih panjang namun, luas bercak P. palmivora yang terjadi justru lebih
besar. Hal tersebut dikarenakan buah kakao memiliki struktur ketahanan yang
terekspresi dalam dua tahap yaitu prapenetrasi dan pascapenetrasi. Hasil uji
efektivitas menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi yang efektif adalah T.
harzianum isolat Sulawesi dengan konsentrasi spora 1011 spora/ml pada buah kakao
klon ICCRI 03 dengan nilai efikasi sebesar 49,76 % dan 43,95 % pada buah kakao
klon TSH 858.
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa T. harzianum
isolat Sulawesi dengan konsentrasi spora 1011 spora/ml merupakan konsentrasi
paling efektif dalam menekan pertumbuhan P. palmivora sehingga disarankan
pemakaian Agen Pengendali Hayati menggunakan asli daerah dimana penyakit
yang dimaksud ditemukan | en_US |