KAJIAN UPAYA PENANGGULANGAN KEMISKINAN PETANI BERLAHAN SEMPIT DI KABUPATEN SITUBONDO
Abstract
Kemiskinan bagi Negara Indonesia merupakan masalah pembangunan
yang menyangkut banyak aspek baik aspek ekonomi, struktural, maupun budaya.
Berdasarkan hasil Pendekatan Kemiskinan Indikator Baru (PKIB), tahun 2001
kondisi kemiskinan di Jawa Timur diketahui terdapat 7,27 juta penduduk miskin
(20,91% dari total penduduk Jawa Timur) dan 2,2 juta rumah tangga miskin
(RTM). Presentase jumlah RTM dikelompokkan menjadi desa merah, kuning,
hijau, biru dan putih. Diantaranya merupakan desa miskin atau merah adalah
Kabupaten Situbondo.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik petani miskin
berlahan sempit dan potensi sumber daya alam di wilayah miskin di Kabupaten
Situbondo. faktor-faktor sosial ekonomi yang menjadi penyebab kemiskinan pada
petani berlahan sempit di Kabupaten Situbondo dan Faktor Pendorong dan faktor
penghambat penanggulangan kemiskinan petani berlahan sempit di Kabupaten
Situbondo. Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriptif dan kolerasional,
pengambilan contoh secara Cluster Sampling. Penelitian ini menggunakan data
primer dan data sekunder. Alat analisis yang digunakan antara lain, analisis
deskriptif, analisis regresi linier berganda dan analisis medan kekuatan (Force
Field Analysis).
Hasil penelitian menunjukkan karakteristik petani miskin ditandai dengan
pendidikan rendah, jumlah tanggungan keluarga 4 orang, umur berada pada usia
produktif antara 15-50 tahun, tidak memiliki sarana informasi dan transportasi,
kepemilikan ternak, kepemilikan unggas, kepemilikan lahan <0,25 ha, pekerjaan
sebagai petani, pendapatan per tahun dibawah Rp 3.780.000,-. Umur, jumlah
tanggungan keluarga, lama kerja, kepemilikan ternak, kepemilkan unggas tidak
berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan petani miskin. Pendidikan, luas
lahan dan kepemilikan sarana informasi dan transportasi berpengaruh nyata
terhadap pendapatan petani miskin. Kemiskinan yang terjadi pada masyarakat
petani di Kabupaten Situbondo adalah kemiskinan kultural. Strategi yang dapat
disusun berdasarkan evaluasi faktor pendorong dan faktor penghambat adalah
adanya program pemerintah bagi masyarakat miskin dan adanya sumberdaya alam
yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]