Pengaruh Temperatur terhadap Pertumbuhan Isolat Metarhizium anisopliae (Metsch.) Sorokin dan Virulensinya terhadap Ulat Hongkong (Tenebrio molitor L.)
Abstract
M. anisopliae merupakan salah satu agensi hayati yang berpotensi
mengendalikan serangga hama pada tanaman. Cendawan M. anisopliae
merupakan spesies jamur yang bersifat patogen pada beberapa jenis serangga dan
saprofit di dalam tanah dengan bertahan pada sisa-sisa tanaman. M. anisopliae
memiliki spektrum yang luas dan dilaporkan menginfeksikan lebih dari 100
spesies. Pemanfaatan cendawan M. anisopliae di Indonesia lebih cenderung
berkembang untuk pengendalian hama uret pucuk kelapa jika dibandingkan uret
perusak akar tebu. Salah satu faktor penghambatnya adalah kondisi lahan
pertanaman tebu yang memiliki temperatur cukup tinggi dengan kelembapan yang
relatif rendah sehingga mempersulit cendawan M. anisopliae untuk menginfeksi
serangga. Selain itu kondisi iklim tropis Indonesia juga sangat mempengaruhi
pertumbuhan cendawan M. anisopliae. Ketika tiba musim penghujan temperatur
akan turun sampai ± 20oC dan apabila tiba musim kemarau temperatur akan naik
hingga mencapai 35oC. Kenaikan temperatur sampai 35oC inilah yang menjadi
penghambat pertumbuhan cendawan M. anisopliae mengingat temperatur tersebut
sudah termasuk ekstrim bagi cendawan M. anisopliae. Temperatur optimum untuk
pertumbuhan cendawan M. anisopliae adalah sekitar 20-26oC. Apabila cendawan
M. anisopliae hidup pada kondisi temperatur cekaman maka cendawan akan
mengalami kerusakan pada strukturnya terutama bagian konidia sehingga konidia
akan infektif sebelum melakukan infeksi pada seranggga inang.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]