dc.description.abstract | Kakao (Theobroma cacao L) merupakan salah satu komoditas unggulan.
Di Indonesia usaha untuk meningkatkan produksi kakao adalah dengan cara
perluasan lahan. Peningkatan luasan lahan pertanaman kakao berbanding lurus
dengan peningkatan permintaan bibit kakao. Terdapat dua jenis kakao yaitu kakao
mulia dan lindak, kakao yang sering dibudidayakan yaitu kakao lindak. Kakao
lindak klon ICS 60 sering diperbanyak dengan cara generatif, sebab kakao lindak
klon ICS 60 sering digunakan sebagai batang bawah untuk perbanyakan vegetatif.
Namun, dalam pembibitan kakao lindak sering ditemui kendala yaitu bibit yang
dihasilkan kurang memenuhi standar pindah lapang sebab pertumbuhan kurang
optimal, batangnya bengkok, diameter kecil dan perakarannya relatif pendek.
Media tanam merupakan factor yang menentukan keberhasilan dalam fase
pembibitan. Media tanam yang digunakan harus mempunyai sifat fisik, kimia dan
biologi yang baik untuk menunjang pertumbuhan bibit kakao. Media tanam yang
sesuai bisa diciptakan dengan melakukan penambahan kompos. Kompos dapat
dibuat dari kulit buah kakao dengan dekomposer T. harzianum agar siap
digunakan. Trichoderma harzianum juga ditambahkan pada media pembibitan
untuk menciptakan sifat biologi, selain itu T.harzianum juga bisa berperan
sebagai biostimulan (mampu merangsang hormon auksin untuk membantu
pemanjangan dan pembelahan sel yang berdampak pada peningkatan
pertumbuhan bibit kakao) dan biofertilizer (mampu menciptakan kondisi media
tanam yang subur karena unsur hara bisa tersedia untuk pertumbuhan bibit kakao).
Penelitian dilakukan mulai 1 Desember 2015 sampai 30 April 2016. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Kompos Kulit Buah Kakao dan
Konsentrasi T. harzianum Pada Media Pembibitan Terhadap Kualitas Bibit Kakao Lindak Klon ICS 60. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan 2 faktor perlakuan dan masing-masing kombinasi perlakuan
diulang 3 kali. Faktor pertama adalah dosis Kompos kulit buah kakao dengan 4
taraf, yaitu : K0 : Tanah 2000 g , K1 : Tanah 1900 : Kompos 100 gram, K2 :
Tanah 1800 gram : Kompos 200 gram, K3 : Tanah 1700 : Kompos 300 gram.
Faktor kedua adalah penambahan larutan cair T. harzianum pada media ke
polybag dengan konsentrasi yang terdiri dari 4 taraf menggunakan kerapatan
spora 8,5 x 108 spora/ml, yaitu T0 : 0mL /polybag, T1: 200 mL /polybag, T2 : 250
mL/polybag, T3 : 300 mL/polybag. Data penelitian dianalisis dengan analisis
ragam dan uji jarak berganda Duncan (α, 5%). Interaksi antara kompos (K) dan T.
harzianum (T) memberikan pengaruh berbeda sangat nyata pada tinggi bibit,
panjang akar dan berat segar bibit, dan memberikan pengaruh nyata pada diameter
bibit dan berat kering total. Sedangkan kombinasi perlakuan yang memberikan
pertumbuhan bibit terbaik saat pindah lapang yaitu dengan menggunakan Kompos
300 gram dan konsentrasi T.harzianum 200 mL/polybag). | en_US |