PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBASIS TEORI BELAJAR BRUNER UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI PECAHAN SISWA KELAS IV SDN ANTIROGO 04 JEMBER
Abstract
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Antirogo 04 Kabupaten Jember. Subjek
penelitian adalah siswa kelas IV SDN Antirogo 04 Jember yang berjumlah 37 siswa.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian
ini dilakukan dalam 2 siklus. Pada siklus I, pendekatan CTL berbasis teori Bruner
diterapkan dengan menggunakan media kertas lipat, sedangkan pada siklus II
menggunakan garis bilangan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah
deskriptif.
Penerapan pendekatan CTL berbasis teori belajar Bruner pada materi pecahan
pada siklus I, siswa antusias dalam mempresentasikan hasil diskusi, hal tersebut
disebabkan karena siswa dalam pembelajaran selama ini belum pernah menanggapi
hasil diskusi dari kelompok lain. Pada kegiatan menentukan nilai pecahan melalui
tahap enaktif ke tahap ikonik dan simbolik, siswa belum paham dengan prosedur
dalam mengerjakan soal, sehingga dibutuhkan bimbingan guru dalam setiap
kelompok. Pada siklus II, siswa tertarik untuk mencari kesalahan pada jawaban
kelompok lain. Pada kegiatan menyimpulkan materi, siswa cenderung tidak begitu
konsentrasi, hal tersebut disebabkan bertepatan jam istirahat.
Pendekatan CTL berbasis teori belajar Bruner dapat meningkatkan aktivitas
belajar kelas IV SDN Antirogo 04 Jember. Hal ini dapat ditunjukkan dengan
perolehan persentase aktivitas guru pada siklus I sebesar 79% dengan kategori baik.
Pada siklus II persentase aktivitas guru sebesar 88% dengan kategori sangat baik.
Persentase aktivitas siswa pada siklus I sebesar 75,08% dengan kriteria aktif. Pada
siklus II persentase aktivitas siswa sebesar 76,18% dengan kriteria sangat aktif.
Ketuntasan hasil belajar pada siklus I sebesar 75,08%. Pada siklus II persentase
ketuntasan hasil belajar sebesar 86,49%. Secara klasikal ketuntasan hasil belajar pada
siklus I dan siklus II sudah dikatakan tuntas karena dalam satu kelas lebih dari 70%
siswa mendapatkan nilai di atas KKM.
Adapun saran dalam penelitian ini adalah pada diskusi kelompok, hendaknya ada
pemberian hadiah bagi kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi karena siswa lebih
antusias dalam tugas kelompok jika mendapat hadiah, sebaiknya guru memberikan
kegiatan apersepsi yang lebih mengkontruksi siswa dengan meggunakan nilai
pecahan yang lebih sulit contoh :
, penggunaan kertas yang berbentuk persegi
ataupun persegi panjang lebih efektif digunakan dalam pemberian contoh pecahan
daripada menggunakan kertas berbentuk lingkaran.