PENGARUH DOSIS DAN MACAM LARUTAN HARA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae) DENGAN SISTEM HIDROPONIK EBB AND FLOW
Abstract
Sayuran adalah makanan yang banyak mengandung manfaat dan diperlukan oleh hampir setiap orang. Sayuran dapat berupa tanaman atau bagian tanaman yang dapat dikonsumsikan segar maupun matang sebagai bagian dari susunan menu makanan. Sayuran daun merupakan jenis yang paling banyak dikonsumsi, salah satunya tanaman kailan. Kailan merupakan sayuran dari famili cruciferae yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Tanaman ini memiliki nilai ekonomi tinggi, namun belum dikenal oleh masyarakat luas dan belum dijual dibanyak pasar tradisional sehingga memiliki prospek yang cukup bagus untuk dibudidayakan. Salah satu cara menghasilkan produk sayuran yang memiliki kualitas tinggi dan baik secara kontinyu adalah melakukan budidaya dengan sistem hidroponik. Pemberian nutrisi merupakan kegiatan yang sangat penting dalam kegiatan hidroponik, komposisi dan jumlahnya. Pada sistem pertanaman hidroponik dengan Ebb and Flow (pasang surut) unsur hara didapatkan dari penggenangan nutrisi yang diberikan pada tanaman, sehingga dalam hal ini dosis serta larutan nutrisi yang digunakan menjadi penentu untuk mendapatkan kualitas sayuran yang baik. Oleh karena itu perlu melakukan percobaan tentang respon pertumbuhan dan produksi yang dihasilkan pada berbagai jenis larutan nutrisi yang digunakan dengan dosis yang berbeda untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dosis dan macam larutan hara terhadap pertumbuhan dan kualitas tanaman kailan. Percobaan dilaksanakan di Perumahan Kaliurang Cluster, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember pada 11 Maret – 25 Mei 2015. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari 2 faktor, yaitu faktor macam larutan yang terdiri dari 3 level yaitu L1 (Larutan nutrisi Gandapan), L2 (Larutan nutrisi Growmore), L3 (Larutan nutrisi formula Agrokusuma), dan faktor kedua yaitu dosis yang terdiri dari 3 level yaitu D1 (19,2 L per tanaman diberikan 32 kali selama 38 hari), D2 (9,6 L per tanaman diberikan 16 kali selama 38 hari), dan D3 (6,6 L per tanaman diberikan 11 kali selama 38 hari). Masing-masing kombinasi perlakuan tersebut diulang 5 kali. Data dianalisis dengan Anova, apabila terdapat perbedaan yang nyata diantara perlakuan maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) berat segar tanaman memberikan produksi paling tinggi dengan menggunakan gandapan; (2) kadar serat daun paling tinggi dengan menggunakan growmore; (3) kandungan klorofil paling tinggi menggunakan growmore dengan dosis 19,2 L per tanaman yang diberikan 32 kali selama 38 hari (4) Dosis 6,6 L per tanaman yang diberikan 11 kali selama 38 hari memberikan produksi dan kualitas terbaik pada tanaman kalian.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]