PEMODELAN PERGESERAN STATIK DATA MAGNETOTELURIK 2D PADA KASUS ANOMALI KONDUKTIF DEKAT PERMUKAAN
Abstract
Eksplorasi geofisika merupakan suatu teknologi penerapan teori dan
konsep fisika untuk mengetahui struktur bawah permukaan bumi. Beberapa
metode yang biasa digunakan dalam eksplorasi geofisika adalah metode
geolistrik, metode seismik, metode geomagnetik, metode gaya berat, dan metode
elektromagnetik. Metode elektromagnetik sudah digunakan sejak tahun 1950
dalam pelaksanaan eksplorasi geofisika untuk kepentingan eksplorasi sumber
daya mineral, industri perminyakan, dan energi geotermal. Salah satu metode
elektromagnetik yang sering digunakan adalah metode magnetotelurik.
Metode magnetotelurik merupakan metode yang memanfaatkan
gelombang elektromagnetik frekuensi rendah yang berasal dari alam sebagai
sumber siyal utama untuk mengetahui struktur bawah permukaan bumi. Pada
pelaksanaan eksplorasi menggunakan metode magnetotelurik terkadang
ditemukan beberapa kendala yang dapat menyebabkan terjadinya kesalahan pada
kurva hasil interpretasi. Salah satu kendala tersebut berupa adanya anomali
konduktif dekat pemukaan yang dapat menyebabkan terjadinya pergeseran statik
pada kurva hasil interpretasi. Pergeseran statik adalah pergeseran vertikal antara
kurva modus TE dan modus TM dalam satu site yang dapat terjadi pada kurva
resistivitas semu maupun fasa impedansi.
Berdasarkan hasil dan analisa dapat disimpulkan bahwa semua model
anomali konduktif dekat permukaan yang digunakan dapat menyebabkan
terjadinya pergeseran statik. Pergeseran statik yang terjadi memiliki karakteristik
yang berbeda-beda dipengaruhi oleh tingkat ketebalan anomali konduktif, panjang
anomali konduktif, panjang dan tebal anomali konduktif, dan adanya anomali
konduktif dengan selubung anomali resistif. Perubahan ukuran anomali dalam
setiap variasi model anomali konduktif yang digunakan tidak terlalu berpengaruh
terhadap tingkat pergeseran statik yang terjadi. Nilai frekuensi yang digunakan
dan tingkat konduktivitas lapisan bumi dapat mempengaruhi kemampuan
penetrasi gelombang EM ke bawah permukaan bumi, sehingga dapat berpengaruh
pada nilai resistivitas semu dan fasa impedansi yang didapatkan.
Secara keseluruhan dalam kurva resistivitas semu pada frekuensi
0,1 Hz – 1 Hz pergeseran statik hanya terjadi pada modus TM, sedangkan pada
frekuensi 1 Hz - 100 Hz pergeseran statik terjadi pada modus TE dan modus TM.
Namun pada model anomali konduktif dengan selubung anomali resistif
didapatkan hasil yang sedikit berbeda, yaitu pada frekuensi 0,1 Hz - 5 Hz
pergeseran statik hanya terjadi pada kurva resistivitas semu modus TM,
sedangkan pada frekuensi 10 Hz - 100 Hz pergeseran statik terjadi pada modus TE
dan modus TM. Kurva fasa impedansi pada frekuensi 0,1 Hz pada semua model
anomali konduktif tidak mengalami pergeseran statik, namun pada model anomali
konduktif dengan selubung anomali resistif pada frekuens 0,5 Hz - 1 Hz juga tidak
mengalami pergeseran statik, dengan demikian kurva-kurva fasa impedansi yang
tidak mengalami pergeseran statik tersebut dapat dijadikan sebagai acuan untuk
melakukan koreksi pada kurva resistivitas semu yang mengalami pergeseran statik
akibat adanya anomali konduktif dekat permukaan.